Carut Marut PPDB Zonasi Bikin Orang Tua Stress


Jawapes Surabaya - Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) sering membuat orang tua resah memikirkan putra-putrinya untuk mendaftarkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Sebagian orang tua masih banyak yang menghendaki putra-putrinya dapat diterima di sekolah negeri. Padahal, jumlah tamatan SD dengan pagu SMP Negeri, juga jumlah tamatan SMP dengan pagu SMA/SMK Negeri tidaklah berbanding lurus. Sehingga calon peserta didik harus bersaing cukup ketat.

PPDB dengan konsep online ini masih dijadikan basis pelayanan dan terus ditingkatkan, sehingga diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa dan orang tua dalam melakukan pendaftaran.

Namun, tidak sedikit pula orang tua yang kurang mengerti tentang teknis pendaftaran secara online ini maupun aturan-aturan baru yang telah ditetapkan. Hal tersebut mungkin dikarenakan banyak orang tua yang tidak mengerti ataupun tidak mengikuti perkembangan teknologi system komputerisasi.

Apalagi dengan adanya Carut Marut PPDB zonasi membuat orang tua murid tambah Streess.
Seperti yang di katakan M Isa Wahyudi koordinator BAKSOS (Bakti Sosial) sewaktu di temuai awak media di Darmo Kali RT 06 RW 04. Wonokromo.
"aturan ini bisa membunuh harapan dan cira cita anak bangsa. Kenapah..?. Kalau memang dengan aturan Zonasi, kenapah harus ada kawasan dan pakai test segala. Ini tidak sesuai dengan Permen Dikbud nomor 51/ 2018, hingga membuat orang tua bingung, ribet, ruwet tambah stress. Apalagi saya sebagai ujung tombak untuk melayani masyarakat Surabaya di BAKSOS ini". Ulas Isa Wahyudi.

Susana di Posko Baksos (17/06/2019)

Ksegitan Baksos ini sudah berjalan 11 tahun. Mulai di bukanya pendaftaran online. Berawal dari keinginan M isa Wahyudi untuk mendirikan BAKSOS Pendidikan. Gagasan itu disambut dengan baik oleh Bapak Ir. Syaiful Pristiwanto dengan membentuk Panitia PSB On Line (saat itu) hingga berlanjut sampai saat ini.
Antusias sekali dukungan warga Darmokali membantu sampai bermalam malam, apalagi Gratis.

"Kasian sekali anak anak, meski nilai ujian nasionalnya 32 , terpaksa harus terdepak dari sekolah yang diinginkan, hanya karena orang tuanya tidak mampu membeli rumah yang dekat sekolah ” . Ujar Bapak Danian Salah satu orang tua murid di Baksos dengan nada Kesal.

Kegiatan bakti sosial ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian warga, memajukan potensi positif pada diri generasi muda sebagai bekal menjadi pemimpinan masa depan yang lebih.
Kualitas generasi muda kita merupakan cerminan masa depan bangsa. Berawal dari kepedulian terhadap negeri yang membutuhkan generasi penerus yang gigih meraih mimpi, ketidakmampuan mengikuti sekolah merupakan hambatan yang sangat berarti. Masih banyak sekolah-sekolah yang membutuhkan perhatian dari pemerintah, terutama dalam hal pemerataan pendidikan dan  berbagai keterbatasan fasilitas yang memadai. Padahal para generasi muda ini juga memiliki hak untuk memperoleh fasilitas yang layak.

Gubernur Jatim yg telah membuat program SMA Gratis, tapi tidak ada keadilan di sistem tersebut, bahkan cenderung mematikan semangat anak anak yang punya nilai UN tinggi.

M. Isa Wahyudi
di wawancarahi oleh awak media dan JTV

"Kami berharap Semoga bantuan ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. kami hanya tahu bekerja secara maksimal,Tanpa Pamrih, Bekerja secara ikhlas. Persoalan nanti apakah masyarakat masih mempercayai saya atau tidak, itu kembali pada mereka dan saya  akan terus mengabdi". Pungkas M Isa Wahyudi.
(CK.San/hamim)
Baca Juga

View

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

Rizal Diansyah, ST

Pimpred Media Jawapes. WA: 0818306669

Countact Pengaduan