Jawapes Bali- Perayaan Hari Nyepi yang akan dilaksanakan
pada Kamis (7/3/2019) nanti disambut suka cita umat Hindu di dunia, tak
terkecuali umat Hindu yang ada di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), khususnya di
Kampung Bali Desa Sukamaju (SP5) Kecamatan Plakat Tinggi yang kalau berkunjung
disina ketika jelang perayaan hari Nyepi pengunjung serasa berada di Bali.
Pada kesempatan Tim Jelajah Muba yang terdiri dari Admin
Serasan Sekate (ASESE) dan Komunitas Fotografi Indonesia (KFI) yang di support
berkunjung ke Plakat Tinggi, Senin (4/3/2019), dua komunitas yang sebagian
besar beranggotakan generasi millenial ini mengupas tradisi umat Hindu saat
menyambut perayaan hari Nyepi.
"Saat Nyepi, umat Hindu tidak akan melakukan aktivitas
apapun, semua tempat bekerja ditutup kecuali rumah sakit, ya beginilah kondisi
di Plakat Tinggi ini kalau jelang hari Nyepi, banyak yang bilang serasa di
Bali, makanya kampung ini juga namanya kampung Bali ,"
ujar Ketua Adat Umat Hindu Kampung Bali Desa Sukamaju Plakat Tinggi, Jro Wayan
Jenek.
Dikatakan, sebelum melaksanakan perayaan hari Nyepi, umat
Hindu biasanya melakukan Upacara Melasti yakni upacara penyucian yang dilakukan
2-3 hari sebelum Hari Raya Nyepi.
"Saat upacara ini, Umat Hindu akan pergi menuju sumber
air (tirta) seperti danau atau laut secara berkelompok atau rombongan dengan
membawa perangkat peribadahan seperti pratima atau simbol Dewa yang digunakan
untuk memuja Sanghyang Widhi Wasa, pralingga dan arca untuk disucikan,"
bebernya.
Lanjutnya, setiap kelompok berjalan membawa sesaji (
persembahan) yang merupakan bagian dari upacara melasti ini. Saat proses
upacara melasti dimulai, semua perangkat peribadahan diletakkan di sebuah meja
yang sebelumnya sudah disiapkan, dan upacara ini dipimpin oleh seorang pemuka
agama."Setelah upacara selesai, kami akan membawa kembali perangkat
peribadahan ke pura untuk disimpan," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza Alex Noerdin
menuturkan, pada saat perayaan Nyepi nanti di Kabupaten Musi Banyuasin ada
beberapa Kecamatan yang terdapat umat Hindu yakni diantaranya di Kecamatan
Lalan, Bayung Lencir, Sungai Lilin, Babat Supat, Keluang dan Plakat Tinggi.
"Tentu ini sudah menjadi tradisi setiap tahunnya sejak
lama, dan antar umat beragama lainnya pun saling menghormati saat perayaan
Nyepi sedang dilaksanakan," ulasnya.
Ia menambahkan, saudara kita Umat hindu yang berada di Muba
berasal dari program transmigrasi dari Pulau Bali pada awal tahun 1980 an dan
kini telah turun temurun menetap menjadi warga Musi Banyuasin. Meskipun begitu,
mereka tetap mempertahankan tradisi asal mereka terutama yang berkaitan dengan
ritual / upacara keagamaan yang mesti kita jaga atas keberagaman baik agama
budaya adat istiadat di Bumi Serasan Sekate
"Salah satunya adalah Hari Raya Nyepi, yang merupakan
Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender saka. Saat Nyepi, umat Hindu tidak akan
melakukan aktivitas apapun," tukasnya.
Lanjutnya, ini pula wujud keberagaman yang ada di bumi
Serasan Sekate dan komitmen menjaga zero konflik di Kabupaten Musi Banyuasin.
"Mari kita jaga bersama-sama zero konflik di Muba dan turut andil menjaga
keutuhan NKRI," keberagaman dalam kebersamaan bersatu menuju kejayaan
bangsa “ Selamat Hari Raya Nyepi yang jatuh pada tanggal 7 Maret 2019 buat
saudara saudariku warga Mus Banyuasin yang merayakanya tuturnya
(tim)
View
Posting Komentar