Jawapes Surabaya – Lembaga Pers Wartawan Kompetensi Indonesia (WAKOMINDO) mematangkan dua program strategis yang akan dilaksanakan pada pertengahan 2025. Program pertama adalah Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Wartawan (SKW) yang akan digelar di Pasuruan pada bulan Juni. Program kedua berupa Pelatihan Jurnalistik bagi Guru yang dijadwalkan berlangsung di Surabaya pada bulan Agustus. Kedua kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme wartawan sekaligus memperkuat literasi media di lingkungan pendidikan.
Ketua Umum WAKOMINDO, Dedik Sugianto, menyampaikan bahwa pelatihan dan sertifikasi ini penting untuk menegaskan kembali profesionalisme wartawan di tengah arus informasi yang begitu masif.
"Saya menekankan bahwa seorang wartawan tidak hanya dituntut menyampaikan informasi, tetapi juga harus memahami kaidah jurnalistik, memiliki etika profesi, dan mampu bertanggung jawab atas berita yang dipublikasikan. Sertifikasi menjadi tolok ukur atas kompetensi yang dimiliki oleh para jurnalis," tegas Dedik, Selasa (8/4/2025).
Pelatihan bagi wartawan akan membahas teknik peliputan, penulisan berita yang akurat dan menarik, wawancara efektif, pemahaman terhadap struktur berita, penggunaan teknologi digital dan media sosial dalam kegiatan jurnalistik, hingga hukum pers dan etika profesi.
Selain itu, peserta juga akan mengikuti simulasi asesmen sebagai bagian dari proses Sertifikasi Kompetensi Wartawan. Seluruh materi akan disampaikan oleh para mentor berpengalaman di bidangnya yang telah lama berkecimpung di dunia media dan jurnalistik profesional.
Gatot Irawan, mentor pelatihan dan Pemimpin Redaksi Panjinasional, menyampaikan bahwa pelatihan ini akan menjadi langkah korektif terhadap praktik jurnalisme yang tidak berbasis kompetensi.
"Masih banyak wartawan yang memiliki semangat tinggi namun belum memahami standar kerja jurnalistik yang benar. Dengan memiliki sertifikasi akan membuka peluang baru untuk karir yang lebih profesional dan berintegritas," ujar Gatot.
Mentor lainnya, Rizal Diansyah Soesanto, yang juga Pemimpin Redaksi Jawapes, menjelaskan bahwa pelatihan tidak hanya menekankan teori, melainkan langsung diarahkan pada praktik nyata di lapangan.
"Materi disusun secara aplikatif dan mengacu pada standar yang akan diuji dalam proses asesmen SKW. Saya berharap peserta benar-benar siap secara teknis dan mental saat menjalani proses sertifikasi," ungkap Rizal.
Sementara itu, pelatihan jurnalistik bagi guru akan difokuskan pada peningkatan pemahaman terhadap dunia media serta kemampuan menyampaikan dan menyaring informasi secara bijak. Para guru akan dilatih memahami dasar-dasar jurnalistik, mengenali informasi hoaks, serta mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Selain itu, mereka juga akan diajarkan bagaimana menulis berita kegiatan sekolah dan menyusun materi pembelajaran berbasis literasi media.
Antonius Andhika, mentor pelatihan yang juga Pemimpin Redaksi Merah Putih, menilai pelatihan ini sangat relevan bagi dunia pendidikan saat ini.
"Saya menegaskan bahwa guru harus mampu menjadi filter informasi bagi siswa di tengah derasnya arus informasi digital. Dengan pelatihan ini, para pendidik diharapkan mampu menumbuhkan budaya literasi media di lingkungan sekolah," ujar Antonius.
Dedik Sugianto menambahkan bahwa guru memiliki peran strategis sebagai agen perubahan. Menurutnya, membekali guru dengan pengetahuan jurnalistik bukan hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga memperkuat daya tahan generasi muda terhadap informasi yang tidak kredibel.
WAKOMINDO saat ini tengah merampungkan metode pelatihan, dengan dibimbing langsung oleh mentor yang memiliki pengalaman luas dalam bidang jurnalistik, pendidikan dan pengembangan literasi media.
Dedik menutup pertemuan dengan menyatakan bahwa kedua program ini adalah bentuk nyata komitmen WAKOMINDO dalam menciptakan ekosistem informasi yang sehat, profesional, dan bertanggung jawab di era digital. (Red)
Pembaca
Posting Komentar