Jawapes, NGANJUK - Masyarakat bersama Pemerintahan Desa Kecubung dan didukung tokoh dan Dinas Pertanian Kecamatan Pace menggelar tradisi wiwitan panen padi pada Minggu (6/4/2025) di lokasi gubuk tani area persawahan sumur pitu. Kegiatan itu sebagai wujud syukur masyarakat atas panen padi sekaligus melestarikan kembali tradisi wiwitan.
Pemdes Kecubung mengapresiasi kegiatan ini dengan tujuan melestarikan tradisi wiwitan agar tercipta kebersamaan masyarakat khususnya petani
Tradisi wiwitan panen padi dimulai dengan doa bersama sebagai wujud syukur kepada Tuhan. Kemudian dilakukan potong tumpeng nasi atau sego wiwit yang terdiri dari nasi putih, sayur godongan atau urap, daging ayam ingkung dan telur serta sejenis makanan kecil. Setelah itu prosesi panen padi secara simbolis oleh Kepala desa yang diserahkan kepada ketua Poktan.
Kades Kecubung mengatakan dalam menanam padi nenek moyang dulu ada tradisi budaya untuk menghormati bentang alam yang memberikan sesuatu kepada manusia. ”Makanya dilakukan kembali budaya wiwitan bentuk rasa terima kasih kita kepada Allah melalui pemberian dari alam,” kata Aris (panggilan akrab) ditemui usai mengikuti tradisi wiwitan di area persawahan sumur pitu.
Menurutnya jika tradisi wiwitan dilestarikan dan lahan sawah di Kecubung bisa dipertahankan memberikan kesempatan pengembangan ekonomi masyarakat di Kecubung terutama pelaku UMKM bekerjasama dengan Bumdes agar tujuan ketahanan pangan kedepan tercapai.
Aris menambahkan upaya menjaga lahan pertanian antara lain tidak memberikan izin alih fungsi lahan sawah untuk kepentingan lain, komitmen masyarakat, pemilik lahan, pemangku kepentingan dan wilayah agar tidak memberikan izin untuk kepentingan-kepentingan di luar pertanian.
Ia berharap para petani di wilayah Desa Kecubung dapat melestarikan lahan pertanian serta dapat berinovasi di dunia pertanian agar penghasilan para petani meningkat sebab ada yang beranggapan dunia pertanian tidak bisa memberikan sumber ekonomi yang bagus.
Sementara itu Ketua Poktan Bogowastro 2 (Suyadi) menyampaikan “Terkait hasil panen Poktan kami berusaha berkoordinasi dengan Bulog, Dinas Pertanian, Babinsa dan Babinkamtibmas agar hasil panen di Desa Kecubung bisa terserap oleh Bulog dan mendapatkan harga sesuai program Presiden enam ribu lima ratus rupiah.
Kami berusaha mendapatkan permodalan dan melakukan koordinasi dengan beberapa pihak agar hasil panen petani bisa terbeli serta mendapatkan harga terbaik, karena diluar desa informasinya harganya turun drastis kena para tengkulak,” tutupnya. (Hary)
Pembaca
Posting Komentar