MBG Dimanfaatkan Sebagai Ajang Korupsi Model Baru

Kordinator Pengaduan dan Investigasi JCW Rudi Hartono, CPLA

Jawapes Surabaya – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) dalam rangka meningkatkan gizi masyarakat berisiko disalahgunakan oknum tidak bertanggung jawab. 


Setelah berbagai program bantuan sosial yang sebelumnya menjadi sorotan karena potensi penyalahgunaan anggaran, kini muncul model baru dalam praktik korupsi terkait distribusi dalam pengadaan MBG.


Kordinator Pengaduan dan Investigasi Jawa Corruption Watch (JCW), Rudi Hartono, CPLA ungkapkan berdasar laporan yang diterima dari sejumlah sumber, ditemukan indikasi oknum yang diduga sengaja menimbun segala kebutuhan yang berkaitan MBG yang kemudian dijual kembali ke pasar dengan harga yang lebih tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan pribadi.


“Dalam mitra BGN tidak melibatkan badan hukum perkumpulan seperti yang dimiliki LSM/Ormas tapi hanya melibatkat badan hukum PT, CV, Yayasan, Koperasi dan Pokmas yang banyak dimiliki oleh para pengusaha. Hal ini menimbulkan kecurigaan adanya maksud tertentu di balik keputusan tersebut yang menjadi sorotan tajam rekan-rekan LSM maupun Ormas,” ungkap Rudi, Senin (20/1/2025).


Mereka memanfaatkan celah dalam sistem pendistribusian MBG yang tidak melibatkan LSM/Ormas sebagai mitra sehingga korupsi dengan modus seperti ini semakin sulit dideteksi.


“Kami terus mengawasi jalannya distribusi bantuan ini agar tidak disalahgunakan. Program MBG seharusnya menjadi langkah positif dalam memperbaiki status gizi masyarakat, bukan dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu,” tegas Rudi.


Rudi juga mengimbau agar masyarakat lebih waspada dan aktif melaporkan jika ada indikasi penyalahgunaan dalam program MBG.


“Sesuai komitmen kami dalam mendukung Asta Cita akan kami awasi pelaksanaan MBG. Korupsi dengan modus menimbun kebutuhan MBG adalah ancaman nyata bagi kesejahteraan rakyat. Kita harus memperketat pengawasan dan melibatkan masyarakat dalam setiap tahap distribusi agar program ini bisa berjalan dengan efektif," ujar Rudi. (Red)

Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama