Jawapes, SURABAYA - Sebagai salah satu kota terbesar dan terpenting di Indonesia, saat ini sedang menghadapi tantangan serius dalam hal keamanan. Seperti di beberapa minggu ini, Surabaya mengalami lonjakan kasus kriminalitas yang signifikan sehingga dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat yang menimbulkan kekhawatiran. Contohnya penjambretan dan pembegalan, yang mana keduanya seringkali menimbulkan kekerasan dan ancaman untuk merampas barang berharga dari korban, bahkan hingga menyebabkan adanya korban jiwa.
Banyak juga adanya para mahasiswa yang sering menjadi korban. Mulai dari Mahasiswa ITS yang menjadi korban penusukan karena berupaya untuk melindungi motor (kompas.com) dan Mahasiswa Unair yang menjadi korban penjambretan handphone pada saat jalan kaki (aplikasi X) dan lain-lain.
Ada beberapa indikasi alasan pelaku memilih mahasiswa sebagai target, lantaran :
1. Kebanyakan mahasiswa adalah perantau sehingga mereka jauh dari pengawasan orang tua,
2. Banyak mahasiswa terlibat dalam aktivitas malam sehingga rawan,
3. Mahasiswa sering membawa laptop, smartphone, dan barang berharga di tasnya yang membuatnya menjadi target potensial bagi penjambretan dan pembegalan.
Dengan Adanya pola kejahatan, tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor yang dominan dan menjadi pengaruh bagi terjadinya suatu tindak kejahatan. Kejahatan bisa terjadi dikarenakan keadaan kondisi sosial seperti dengan adanya kesenjangan sosial di masyarakat dan kekurangan dari segi ekonomi atau bahkan pengangguran. Akibatnya para pelaku mewujudkan rasa frustasi mereka dengan cara berbuat kriminal.
Solusi yang bisa diberikan atas kasus kriminal yang timbul dari segi lingkungan masyarakat, antara lain
1. Perlunya peningkatan patroli dari aparat hukum serta penjagaan di jalan utama dan kawasan rawan kriminalitas. Patroli yang lebih sering dan terkoordinasi dapat mencegah terjadinya kejahatan.
2. Memasang kamera pengawas di lokasi strategis, hal ini dapat membantu mendeteksi dan menangkap pelaku kejahatan. Kamera ini juga bisa berfungsi sebagai deterrent bagi pelaku potensial.
3. Menggunakan aplikasi pelaporan keamanan dan sistem alarm yang dapat membantu warga melaporkan kejadian kejahatan secara cepat dan efisien.
4. Membentuk kelompok keamanan lingkungan yang bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan dan kehadiran komunitas dalam menjaga keamanan lokal.
Sedangkan solusi bagi pelaku kriminal antara lain :
1. Menyediakan program rehabilitasi dan dukungan sosial bagi individu yang terlibat dalam kejahatan, serta program pemberdayaan ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada kegiatan kriminal.
2. Memberikan hukuman yang setimpal agar jera.
3. Memberikan sosialisasi keagamaan bahwasanya begal itu haram.
4. Setelah bebas dari penjara, pelaku kriminal sering kali membutuhkan pemantauan dan dukungan berkelanjutan. Program seperti pendampingan oleh pekerja sosial, konseling, dan pemantauan hukum dapat membantu mereka tetap berada di jalur yang benar.
Penulis : Firma Opta Apriliyano
Mahasiswa Universitas Airlangga
Pembaca
Posting Komentar