Disperpusip Situbondo Gelar Bedah Buku Tatengghun

Sekretaris Disperpusip Situbondo foto bersama penyusun buku Tatengghun dalam acara bedah buku

 

Jawapes, SITUBONDO - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Situbondo gelar bedah buku berjudul Tatengghun (Mencatat Pergelaran, Memeta Kebudayaan) yang bisa menjadi sumber referensi penting untuk memperkenalkan kesenian yang ada di Kabupaten Situbondo. Kegiatan ini berlangsung di Aula kantor dinas setempat, Kamis (5/12/2024).


Dalam kesempatan acara itu, Sekretaris Disperpusip Situbondo, H. Imam Hidayat menjelaskan, hari ini pihaknya lakukan bedah buku berjudul Tatengghun yang diterbitkan pada Tahun 2020 lalu. Jadi buku Tatengghun ini cukup lama sekitar 4 tahun dan belum di bedah. Sehingga Disperpusip menginisiasi mengadakan bedah buku dengan mengundang narasumber dari pencipta buku itu sendiri. Buku Tatengghun ini bisa menjadi sumber referensi sangat penting untuk mengenal kesenian yang ada di Kabupaten Situbondo.  


"Saya berharap melalui kegiatan bedah buku ini, kita bisa mengetahui dan mempelajari lebih dalam kesenian yang tersebar di seluruh Kabupaten Situbondo," ujarnya.


Lebih lanjut, Sekretaris Disperpusip Imam Hidayat mengapresiasi buku Tatengghun karena sangat menarik untuk di baca. Melalui buku tersebut bisa mengetahui budaya dan kesenian asli Situbondo yang sampai hari ini masih bisa di pelajari dan di lestarikan, seperti ojhung, kerthe dan mamaca.


Dikonfirmasi awak media usai acara, Panakajaya salah satu penyusun dan selaku narasumber menjelaskan, buku berjudul Tatengghun ini diinisiasi oleh Dewan Kesenian Situbondo (DKS) dan merupakan program di Tahun 2020. Perlu diketahui, tatengghun itu di ambil dari kalimat bahasa Madura yang artinya tontonan atau pertunjukan. Jadi tujuan dari buku tatengghun ini sederhana, yaitu untuk mendokumentasikan ragam seni pertunjukan yang ada di Kabupaten Situbondo. Sedangkan isi bukunya berupa mozaik tulisan-tulisan singkat mengenai seni pertunjukan yang ada, mulai dari Kecamatan Banyuputih sampai Banyuglugur.


"Yang menulis atau penyusun buku Tatengghun ini adalah tim, antaranya ada Marlutfi Yoandinas, Tri Wahyu Martiningsih, Farhan, Panakajaya Hidayatullah dan Imron. Buku ini di produksi oleh pemerintah, jadi tidak di perjual belikan dan cetaknya terbatas sekitar 250 eksemplar. Untuk teman-teman yang ingin membaca buku Tatengghun bisa datang ke Perpustakaan atau menghubungi penulisnya. Nanti bisa dikirim berupa file e-book pdf," jelasnya. (Fno)

Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama