Perhutani Probolinggo Bersama Peneliti Burung Langka Dunia Tinjau Kawasan Hutan Untuk Melindungi Habitat Burung Langka


Jawapes LUMAJANG -  Kepala Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Probolinggo mengunjungi salah satu kawasan hutan yang menjadi rumah bagi beragam spesies burung langka dan terancam punah. Keanekaragaman hayati yang unik ini telah menjadikan hutan tersebut sebagai pusat penelitian ornitologi dan kegiatan bird watching dunia, berlokasi di petak 24A, Hutan Lindung Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Bago, Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Pasirian, KPH Probolinggo, pada Selasa (22/10).


Kunjungan tersebut dilakukan oleh Kepala KPH Probolinggo Aki Leander Lumme, yang didampingi oleh Kepala Sub Kesatuan Pemangkuan Hutan (KSKPH) Lumajang Januar Suhartono, Kepala Sub Seksi Hukum, Kepatuhan, Agraria dan Komunikasi Perusahaan Hendra Yuli Purnomo, Kepala Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (KBKPH) Pasirian Eko tunggal beserta jajaran, WNA asal New York USA Maxwell dan warga sekitar.

Kunjungan ini bertujuan untuk mengamati dan menilai keberagaman spesies burung yang menghuni kawasan hutan tersebut, banyak di antaranya termasuk dalam daftar spesies yang sangat terancam punah dan jarang ditemukan di tempat lain. Kepala Perhutani KPH Probolinggo Aki Leander Lumme, menyampaikan pentingnya konservasi burung-burung langka ini yang tidak hanya krusial bagi ekosistem, tetapi juga memiliki nilai ilmiah yang signifikan.


“Kami berkomitmen untuk melestarikan hutan ini, yang menjadi tempat perlindungan bagi banyak spesies burung langka. Kunjungan ini menyoroti pentingnya menjalin kolaborasi erat dengan para peneliti nasional dan internasional guna memastikan perlindungan dan keberlanjutan kawasan yang menjadi pusat keanekaragaman hayati ini”, tuturnya.


Para peneliti yang berkunjung tertarik untuk mempelajari pola migrasi, preferensi habitat dan perilaku reproduksi burung-burung di hutan tersebut. Kawasan ini telah menarik perhatian internasional karena perannya sebagai lokasi kunci untuk konservasi spesies burung yang terancam secara global.


Salah satu peneliti yang berkunjung Maxwell, WNA asal New York USA berkomentar, “This forest is a treasure trove for ornithologists and conservationists alike. Its significance in terms of biodiversity and as a refuge for endangered species cannot be overstated. Continued conservation efforts here will have a lasting impact on global bird populations”. (Hutan ini adalah harta karun bagi para ornitolog dan konservasionis. Signifikansinya dalam hal keanekaragaman hayati dan sebagai tempat perlindungan bagi spesies yang terancam punah tidak dapat dipandang sebelah mata. Upaya konservasi berkelanjutan di sini akan berdampak besar pada populasi burung di seluruh dunia)”, ujarnya.


Aki Leander Lumme, menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian nasional dan internasional terhadap keberadaan habitat burung langka di hutan ini, dan menegaskan kembali komitmennya untuk bekerja sama dengan para ahli global dan warga sekitar dalam melindungi spesies langka tersebut bagi generasi mendatang. Kunjungan ini menegaskan reputasi hutan yang semakin berkembang sebagai titik fokus penelitian keanekaragaman hayati dan memperkuat peran penting Perhutani dalam upaya konservasi lingkungan secara global. 

Martopo selaku kampung juga pemerhati lingkungan berharap lokasi di sumberlangsep desa Jugosari terus dijaga kelestarian alamnya serta isinya, tentunya semua bisa terwujud dengan kerjasama semua pihak, mulai dari desa, LMDH, warga dan dinas terkait.

" Salah satunya ada jenis burung elang Jawa yang jumlah semakin sedikit dan hampir punah," tindasnya.

( Eko )

Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama