Jawapes, SIDOARJO - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Sidoarjo menggelar Media Gathering dan Workshop dengan tema “Potret Satu Dekade Program JKN: Perjalanan Membangun Indonesia Sehat di Sidoarjo” yang berlangsung di Luminor Hotel, Sidoarjo, Rabu (25/9/2024).
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo, Munaqib menyampaikan, pentingnya peran media dalam menyebarluaskan informasi terkait program-program BPJS Kesehatan, baik di Sidoarjo maupun di tingkat nasional.
“Peran penting media yang sangat strategis dalam memberikan edukasi kepada masyarakat terkait program JKN dan kesehatan secara umum,” ujar Munaqib.
Lebih jauh Munaqib menjelaskan, selama satu dekade perjalanan JKN, BPJS Kesehatan aktif mengawasi kualitas layanan di rumah sakit mitranya.
“Karena sudah memasuki usia satu dekade ini, kami memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk media di Sidoarjo. Harapannya, agar BPJS Kesehatan optimis dalam menjalankan program JKN dan terus berkembang dalam memberikan pelayanan yang optimal bagi seluruh masyarakat Sidoarjo. Hal ini sejalan dengan visi membangun Indonesia sehat melalui sistem kesehatan yang inklusif dan berkeadilan,” paparnya.
Munaqib menjelaskan dalam rangka memperkuat sinergitas dan koordinasi dengan berbagai pihak itu, BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo menggelar Media Gathering dan Workshop yang melibatkan puluhan media.
"Berharap melalui kegiatan ini, BPJS Kesehatan berupaya mempererat kemitraan dengan media sekaligus memaparkan pencapaian serta tantangan yang dihadapi dalam mengelola Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di wilayah Sidoarjo," kata Munaqib yang punya keturunan Madura ini.
Munaqib menambahkan, program Universal Health Coverage (UHC) yang dikelola BPJS Kesehatan memastikan setiap warga Sidoarjo memiliki akses yang adil dan terjangkau terhadap pelayanan kesehatan.
“Kami terus berupaya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan di Sidoarjo. Termasuk, layanan spesialis seperti pemasangan ring jantung dan cuci darah yang kini sudah tersedia di rumah sakit mitra kami. Harapan kami, semua warga dapat mengakses layanan ini dengan mudah. Apalagi seperti RSUD RT Notopuro yang merupakan rumah sakit milik Pemkab Sidoarjo pelayanannya sangat lengkap,” urainya.
Munaqib memastikan peserta JKN mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai prosedur dan tidak boleh dikenakan biaya tambahan.
"Oleh karena itu, ada beberapa kendala di lapangan yang menghadang. Salah satunya mengenai keluhan pasien BPJS yang masih harus membeli obat sendiri atau kesalahan resep karena tidak ditanggung BPJS," tandasnya.
Dari total jumlah Rumah Sakit di Sidoarjo, terdapat 36 unit yang tersebar di 18 wilayah kecamatan, sebanyak 6 diantaranya belum bisa bekerjasama dengan BPJS Kesehatan Sidoarjo. Termasuk salah satunya, rumah sakit di wilayah Sidoarjo Barat yang memutuskan kerjasamanya dengan BPJS Kesehatan karena buruknya pelayanan dan dugaan mark up biaya pasien selama bertahun-tahun.
“Kami tidak segan-segan untuk memberikan teguran (peringatan) kepada rumah sakit yang tidak memberikan sesuai standar pelayanan, termasuk jika ada indikasi diskriminasi pelayanan terhadap peserta BPJS Kesehatan. Sekarang ada 7 rumah sakit yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan tidak memberikan pelayanan sesuai standar yang sudah kami warning,” ujar Munaqib.
Saat ini, terdapat 2 juta penduduk Sidoarjo yang sudah terdaftar sebagai peserta JKN, dan 25 rumah sakit di Sidoarjo telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, termasuk layanan untuk pemasangan ring jantung dan cuci darah.
Ia menekankan bahwa satu-satunya biaya yang sah untuk ditarik adalah jika pasien peserta JKN memilih naik kelas saat rawat inap. Untuk rawat jalan, tidak ada perbedaan layanan, dan seharusnya tidak ada biaya tambahan yang dibebankan kepada pasien.
Munaqib mengajak masyarakat dan media untuk melaporkan jika menemukan rumah sakit yang masih menarik biaya atau meminta peserta JKN menebus resep obat yang seharusnya dicover.
“Silakan laporkan kepada kami dengan bukti yang jelas. Kami siap menindaklanjuti keluhan ini,” ujarnya. (Tyaz)
Pembaca
Posting Komentar