Smaji Situbondo Gelar Sosialisasi Pencegahan Bullying, Narkoba dan Tindak Kekerasan

Kepala Sekolah SMAN 1 Panji berikan sambutan pada acara sosialisasi

Jawapes, SITUBONDO - Di era milenial begitu derasnya arus globalisasi menjadikan kemudahan dalam berbagai aspek. Namun demikian kekhawatiran juga muncul karenanya. Sebab generasi Z dan Alpha telah menjadikan tekhnologi sebagai teman dekat mereka. Generasi yang semenjak lahir hingga usia kurang dari 1 tahun telah mengenal dunia maya tentu berbeda dengan generasi yang hanya bermain dengan alam. Mudahnya akses informasi tanpa batas melalui genggaman tangan, tidak sedikit melahirkan generasi yang tergantung pada gadget. Oleh karena itu, SMAN 1 Panji (Smaji) sebagai sekolah berkarakter benar-benar ingin menciptakan generasi penerus bangsa yang berdasarkan nilai-nilai luhur Pancasila. 


Menghadirkan narasumber dari Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Situbondo. Kegiatan ini diawali dengan sosialisasi melalui tiga pilar pendidikan tentang upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba, tindak kekerasan, bullying dan terkait kesetaraan gender. Sehingga diharapkan mampu mencetak sinergi hingga tercapai sekolah yang aman, nyaman bagi anak serta mendapat dukungan penuh dari orang tua peserta didik. 


SMAN 1 Panji menggelar sosialisasi tahap pertama untuk seluruh guru dan tenaga administrasi sekolah, Selasa (5/3/2024).


Dalam sambutannya Kepala sekolah Smaji, Drs. Gatot Dwi Pujihandoko mengharapkan ada kesamaan visi dalam mencegah segala bentuk perilaku menyimpang. Yaitu diawali dari contoh yang diberikan oleh guru bagi siswa. Seperti cara berbicara, kedekatan dengan siswa. Hal ini perlu dibatasi, bukan berarti tidak boleh dekat dengan siswa, namun ada batasan sehingga guru tetap bermartabat dihadapan siswa.


"Tidak jarang siswa yang terlalu dekat dengan guru kemudian menganggap sebagai teman, maka fenomena hilangnya unsur tata-krama kerap terjadi dan ini bisa memicu terjadinya candaan yang mengarah kepada perundungan," ujarnya.


Sementara itu saat membuka acara sosialisasi tersebut, Kasubag TU Dinas Pendidikan wilayah Bondowoso, Muhammad Syarifudin S.Ag M.PdI menegaskan bahwa, hendaknya guru fokus sebagai pendidik, bukan hanya mengajar dan urusan administrasi.


"Bukan berarti tidak penting, namun apabila moral siswa kita rusak maka tanggung jawab kita yang berat kelak dihadapan yang maha kuasa," tegas Syarif (mewakili kepala Cabang Dinas Pendidikan).


Lebih lanjut, Syarif juga menyampaikan bahwa sekolah harus menjaga kepercayaan wali murid untuk mendidik putra-putri mereka di sekolah ini. Sehingga mari tetap bersama-sama mengedepankan aspek mendidik disamping mengajar.




Kegiatan sosialisasi tahap kedua dilanjutkan untuk orang tua siswa, Rabu (6/3/2024). Dalam pemaparan materinya sebagai narasumber, Yayuk Dwi Rinawati S.KM selaku Kasi Perlindungan Anak DP3AP2KB Kabupaten Situbondo menegaskan bahwa peran penting orang tua dalam mengawasi perliaku putra-putrinya di rumah. Mulai dari pergaulan dengan teman, penggunaan handphone yang baik dalam mendukung pembelajaran serta pentingnya pendampingan orang tua bagi mereka dalam menjelajah dunia maya. Pentingya peran orang tua dalam keluarga adalah bentuk sinergi dengan sekolah dalam menciptakan generasi emas Indonesia. 


"Momen ini menjadi ajang bagi orang tua untuk mengungkapkan keluh kesah berkaitan dengan tingkah laku putra-putrinya," ucapnya 


Dalam ungkapannya salah seorang orang tua dari kelas X menanyakan tentang cara ampuh mendidik anak untuk sukses. Yayuk menegaskan bahwa sukses itu bervariasi, tidak banyak yang bisa menjadikan putra-putrinya mahir dalam membaca Al-Quran dan juga pandai dalam akademik dan menonjol dalam non akademik. 


"Jadi kenali potensi dari putra-putri kita kemudian komunikasikan dengan wali kelas atau guru BK di sekolah atau bisa konsultasi dengan kami," tegas yayuk.


Kemudian di hari ketiga, Kamis (7/3/2024). Acara sosialisasi menyasar siswa kelas X dan XI Smaji yang menjadi pesertanya. Dimana sekolah berupaya membekali siswa dengan pengetahuan bullying atau perundungan serta bahayanya. Para siswa dibekali pengetahuan tentang bullying dengan harapan memperoleh pemahaman. Selanjutnya, setelah mereka paham maka akan bisa melakukan langkah antisipasi dan mengajak siswa yang lain untuk bersama-sama mencegah bullying serta tindakan menyimpang lainnya. 


Harapan senada juga disampaikan oleh Beny Mardiantoro, S.Pd selaku Waka Kesiswaan bahwa kegiatan sosialisasi ini diharapkan mampu menekan berbagai bentuk pelanggaran atas tata tertib sekolah dan menjadikan sekolah sebagai lembaga penidikan yang benar-benar mendukung 4 hak anak, yaitu hak hidup, hak tumbuh kembang, hak perlindungan dan hak partisipasi. Apabila ini terpenuhi, maka pembentukan karakter akan mudah terealisasi.


"Kegiatan ini adalah awal langkah sekolah menuju sekolah ramah anak (SRA), mulai dari tatanan konsep, pembentukan sumber daya manusia dan nantinya juga diharapkan sarana-prasarana sebagai pendukungnya juga bisa terealisasi, tetap bergerak bersama menuju SMAJI hebat dan berkarakter," pungkasnya. (*)


Pembaca

Post a Comment

أحدث أقدم