Dampak Lingkungan dari Operasi Pabrik Tahu di Desa Pengadegan Banyumas



Jawapes Banyumas,- Masalah serius yang telah terjadi selama puluhan tahun di Desa Pengadegan, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Investigasi Pabrik tahu yang telah beroperasi dalam jangka waktu yang cukup lama di daerah tersebut, dengan penekanan khusus pada dampak lingkungan yang meresahkan masyarakat, Kamis (12/10/2023)

Pabrik tahu yang beroperasi di Desa Pengadegan selama puluhan tahun. Meskipun telah memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat setempat, pabrik tahu ini menjadi sumber ketidak nyamanan bagi warga dengan masalah lingkungan sekitar.

Dalam investigasi mendalam yang dilakukan oleh awak media Jawapes, terungkap bahwa pabrik tahu ini telah lalai dalam mengelola limbahnya. Limbah yang dihasilkan dari proses produksi tahu, terutama limbah cair, dibuang langsung ke Sungai Pengadegan. Dampaknya, sungai yang seharusnya menjadi sumber kehidupan bagi warga Desa Pengadegan dan sekitarnya, kini telah tercemar dan terancam keberlangsungan ekosistem sungai tersebut.

Kepala Desa Pengadegan, Bapak ….., dalam wawancara eksklusif dengan Jawapes, menyatakan keprihatinannya atas situasi ini. "Sungai Pengadegan adalah sumber air utama bagi kita. Kehidupan masyarakat dan pertanian kami sangat bergantung padanya. Namun, karena limbah dari pabrik tahu, sungai ini sekarang menjadi bau busuk dan tercemar," ungkapnya.

Dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh pembuangan limbah ini sangat serius. Para ahli lingkungan saat diwawancarai menjelaskan bahwa pencemaran air sungai dapat mengancam kehidupan ikan dan organisme air lainnya. Selain itu, jika sungai yang tercemar digunakan untuk irigasi pertanian, hal ini juga dapat berdampak negatif pada hasil panen dan kesejahteraan petani setempat.

Pabrik tahu selama ini memang belum jelas apakah telah memiliki izin usaha dari pemerintah setempat. Namun, kasus ini memunculkan pertanyaan tentang pengawasan dan penegakan aturan lingkungan yang belum memadai.

Tokoh Masyarakat setempat, dalam wawancara mengatakan, "Pengawasan pemerintah harus lebih ketat dalam hal ini. Pabrik-pabrik yang menghasilkan limbah berbahaya harus mematuhi standar lingkungan yang ketat untuk melindungi ekosistem dan masyarakat setempat."

Reaksi warga Desa Pengadegan sendiri terhadap liputan ini bervariasi. Sebagian besar dari mereka menyambut baik liputan ini, berharap agar masalah lingkungan ini mendapatkan perhatian serius dari pemerintah dan pihak berwenang. Namun, ada juga warga yang merasa khawatir dengan kemungkinan penutupan pabrik tahu karena dampak sosial dan ekonomi yang dapat ditimbulkannya.

Pemerintah daerah diharapkan, mereka akan segera menyelidiki masalah ini lebih lanjut.awak media Jawapes dalam pernyataannya kepada masyarakat , menyatakan, "Kami akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk menangani masalah ini dengan bijaksana. Kami ingin menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi dan lingkungan yang sehat." Kami akan terus memantau perkembangan masalah ini dan memberikan liputan yang mendalam. Diharapkan bahwa liputan ini akan mendorong langkah-langkah konkrit untuk mengatasi dampak lingkungan yang disebabkan oleh operasi pabrik tahu di Desa Pengadegan, Banyumas.
(Red /Mugi ir)
Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama