![]() |
Mahasiswa ITS Ciptakan Kapal Autonomus Surface Vehicle, Rabu (04/1/23)
Jawapes, Surabaya - Guna membantu pencarian kapal atau lainnya yang mengalami kecelakaan di laut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) ciptakan kapal Autonomus Surface Vehicle (ASV) pada, Rabu (04/1/23).
Dilansir dari Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) Indonesia telah mengalami 179 kecelakaan di perairan pada kurun waktu 2007 hingga 2010.
Maka dari itu, tim mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan kapal Autonomus Surface Vehicle (ASV) untuk membantu pencarian korban kecelakaan di perairan.
Ketua tim perancang Aksanawa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Dion Andreas Solang menjelaskan, bahwa kapal Aksanawa adalah inovasi lanjutan kapal autonomus yang pernah digagas beberapa waktu lalu, yaitu YOLO-Boat.
"Aksanawa memiliki perkembangan yang cukup signifikan dari kapal pendahulunya," tutur Dion.
Perlu diketahui, Aksanawa dirancang untuk membantu tim Search and Rescue (SAR) dalam melakukan penyelamatan saat terjadi kecelakaan di laut.
Aksanawa mengadopsi pola pencarian Internasional Aeronautical and Maritime Search and Rescue (IAMSAR), seperti Expanding Square and Parallel Track Search.
Nantinya, operator cukup memberikan perintah dengan microcontroller, lalu kapal secara otomatis bergerak sesuai pola yang diperintahkan.
Dibekali dengan baterai Li-PO 6200 mAH kapal Aksanawa mampu bertahan selama 113 menit dengan kecepatan 0,5 m/s. Selain itu, kapal Aksanawa menggunakan sistem modular atau bisa dibongkar pasang untuk mempermudah proses pengiriman kapal ke lokasi kecelakaan.
Lain halnya dengan YOLO-Boat yang hanya memiliki satu kamera di permukaan air, Aksanawa memiliki dua kamera yang di atas dan di bawah permukaan air.
Di sisi manajemen power, Aksanawa mengonsumsi daya yang lebih rendah dibanding kapal pendahulunya.
“Hal itu disebabkan oleh konsumsi memori Aksanawa hanya sebesar 20 megabyte, lebih sedikit dibanding YOLO-Boat yang memakan memori sebesar 200 megabyte,” jelasnya.
Meskipun memakan memori yang lebih kecil, Aksanawa mampu mendeteksi korban lebih akurat karena Floating Point Operations Per Second (FLOPS) yang digunakan sangat sedikit.
“Dengan FLOPS yang sedikit, Aksanawa mampu menghasilkan skor 30 frame per second,” imbuh mahasiswa Departemen Teknik Komputer itu.
.
Selain itu, lanjutnya, Aksanawa menggunakan model object detection berbasis deep learning untuk mendeteksi objek. Dengan model itu, minim cahaya bukan menjadi hambatan untuk pencarian korban.
Alhasil, Aksanawa mampu mendeteksi objek hingga kedalaman 31 meter di bawah permukaan air. “Selain itu, Aksanawa didesain menggunakan lambung katamaran, sehingga kapal memiliki stabilitas yang baik,” ungkap Dion.
Ketika terjadi kecelakaan di perairan, kapal penyelamat akan datang ke lokasi kejadian dengan membawa kapal Aksanawa.
Kapal ini akan diluncurkan dari kapal penyelamat untuk mengeksplorasi daerah yang ditunjuk oleh control station untuk mencari korban.
“Saat mendeteksi korban, kapal akan mengirimkan koordinatnya pada kapal penyelamat sembari mengikuti korban jika korban terbawa arus,” terang Dion.
Berkat inovasi tersebut, Dion bersama timnya berhasil mengangkat medali perak pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) 2022 kategori Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC).
“Meskipun berhasil memperoleh juara, kapal Aksanawa masih bisa dikembangkan menjadi lebih baik lagi, salah satunya mengganti kamera menjadi kamera termal yang mampu mendeteksi suhu,” kata Dion.
(Bintang)
Pembaca
Posting Komentar