SIDOARJO - Tanggulangin merupakan wilayah terletak di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang dikenal sebagai kawasan sentra kerajinan kulit. Produk yang dihasilkan dari bahan kulit ini antara lain tas, sepatu, jaket, dan aksesoris lainnya. Kerajinan kulit di Kecamatan Tanggulangin merupakan salah satu ciri khas dari Sidoarjo yang mampu mendongrak nilai ekonomi masyarakat khususnya di daerah setempat.
Rerata penduduk di Kecamatan Tanggulangin ini bekerja di industri kecil kerajinan kulit. Desa Kludan dan Kedensari Tanggulangin merupakan lokasi sentra kerajinan kulit di Kecamatan Tanggulangin (Lastyo, 2019). Berbagai macam produk yang berbahan kulit hewan diproduksi, mulai dari sandal, sepatu, dompet, tas, koper, jaket dan semua yang berbahan dasar kulit. Kerajinan kulit ini sudah berdiri dari tahun 1939, ketika perajin Tas Tanggulangin memulai usahanya dengan membuat tas dan koper.
Sebagian produk dipasarkan ke luar negeri, seperti Brunei Darussalam atau Malaysia. Sebagian lagi dipasarkan ke toko-toko besar yang terdapat di perkampungan. Tanggulangin juga memiliki koperasi untuk memasarkan produknya. Terdapat kemitraan antara pengrajin dan toko dan koperasi di Tanggulangin (Anwar, 2020).
Produk olahan kulit ini dijual dengan harga yang bervariasi. Untuk dompet, misalnya, harganya dibanderol mulai Rp135-400 ribu. Sedangkan tas dihargai Rp250 ribu sampai Rp1,6 juta. Ikat pinggang berkisar Rp160 ribu. Sementara itu, produk-produk yang cacat, tapi masih layak pakai, dijual di rumah masing-masing. Turis lokal biasanya memburu barang reject ini karena harganya jauh lebih murah hingga setengah dari harga asli.
Ketika terjadi pandemi Covid-19, penjualan berkurang karena sepi pengunjung dan pembeli di lokasi wisata semakin berkurang. Adanya pandemi Covid-19 memaksa pelaku UMKM untuk beradaptasi dengan kondisi yang ada. Pandemi Covid-19 mengubah cara konsumen berbelanja, sehingga UMKM perlu merespon perubahan tersebut (Hakim, 2019).
Dampak ini juga dirasakan oleh para pelaku UMKM di Tanggulangin yang kini beberapa telah beralih menggunakan pemasaran berbasis online. Namun, disisi lain masih banyak pelaku UMKM di Tanggulangin yang merasa kesulitan untuk beradaptasi dengan metode pemasaran berbasis online. Pemasaran online dapat menjadi pilihan karena biaya pemasaran online relatif rendah (Chrismardani, 2014).
Oleh sebab itu, program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pelatihan e-Commerce dan pengolahan produk berbasis online bagi pelaku UMKM di Tanggulangin.
Masyarakat yang memiliki peran dalam usaha kerajinan kulit ini adalah UMKM di lingkungan Tanggulangin. Sebelumnya penjualan produk kebanyakan kepada wisatawan melalui toko-toko yang ada. Sejak pandemi Covid-19, penjualan UMKM menurun karena menurunnya jumlah wisatawan yang datang. Beberapa penjual telah beralih pada pemasaran melalui media sosial, tetapi kebanyakan masih sulit beradaptasi dengan sistem pemasaran online. Berikut adalah produk yang dihasilkan UMKM Tanggulangin.
Tim Pemanfaatan Ipteks Bagi Masyarakat (PIKAT) UPN Veteran Jawa Timur yang terdiri dari ketua Dr. Nanik Hariyana, S.Pd., M.M. dan anggota Dr. G. Oka Warmana, S.E., M.M dengan dibantu 3 mahasiswa melakukan kegiatan sosialisasi pelatihan pemasaran melalui media sosial dalam meningkatkan penjualan produk UMKM dan berharap kegiatan ini mampu memberdayakan masyarakat pengrajin.
Kegiatan Pikat yang memiliki tujuan untuk alih pengetahuan dari Tim Pikat yang memiliki keahlian dalam bidang pemasaran diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana meningkatkan saluran distribusi pemasarannya agar menjangkau kawasan yang lebih luas. Dengan adanya kegiatan Pikat ini diharapkan mampu mendorong penjualan dan peningkatan penghasilan masyarakat dengan produk yang memberikan nilai jual ekonomis.
Dr. Nanik Hariyana, S.Pd., M.M.
Dr. G. Oka Warmana, S.E., M.M.
Pembaca
Posting Komentar