Jawapes, SITUBONDO - Bupati Situbondo Drs. H. Karna Suswandi, MM., menghadiri acara Festival Petik Kopi Situbondo di Dusun Taman Dadar, Desa Curah-Tatal, Kecamatan Arjasa, Sabtu (21/5/2022).
Dalam sambutannya, pria yang akrab disapa Bung Karna ini menekankan, agar para petani kopi arabika untuk menjaga kualitas, sehingga branding Golden Wood Coffee yang sedang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Situbondo berhasil.
"Saya tidak main-main untuk menjadikan kopi arabika Situbondo ini sebagai komoditas unggulan ekspor. Untuk itu, pemerintah daerah mengadakan acara Festival Petik Kopi Situbondo," kata Bupati.
Lebih lanjut Bung Karna mengatakan, untuk mendapatkan kualitas kopi arabika Situbondo yang unggul tentunya harus mengikuti SOP yang ada.
"Saya tadi bicara dengan perwakilan Puslit Kopi dan Kakao, kalau kopi di sini memiliki kualitas bagus bisa dikelola sesuai dengan SOP. Nah ini tugas bapak-ibu petani kopi disini," ucapnya.
Bupati Situbondo mengungkapkan, SOP tersebut meliputi pemetikan kopi arabika mulai dari buah kopi yang sudah berwarna merah. Kalau masih hijau atau kuning jangan dipetik dulu karena bisa mempengaruhi kualitas. Proses selanjutnya, yakni sebelum diolah buah kopi arabika harus direndam dalam air.
"Dalam proses tersebut, buah kopi yang mengapung harus dibuang, karena itu ada penyakitnya. Untuk menghasilkan kopi dengan kualitas unggul biji kopi direndam dalam air selama 24 hingga 36 jam. Alasan harus direndam karena kopi arabika ini harumnya kuat kalau direndam dalam keadaan lama. Tetapi kalau rendamannya hanya setengah hari tidak ada rasanya," jelasnya.
Bila proses itu sudah dilakukan dengan benar, Bupati Situbondo merasa optimis kopi arabika Situbondo menjadi komoditas unggulan ekspor karena para pembeli kopi itu pasti mencicip rasanya. Apalagi pembeli dari luar negeri. Saat ini harga kopi arabika dengan kualitas bagus bisa mencapai 6 dollar per-kilogram.
Dikesempatan yang sama Bupati Karna juga mengingatkan pada masyarakat untuk ikut membantu mengawasi peredaran rokok ilegal.
"Kami juga menghimbau kepada masyarakat untuk bersama-sama mencegah peredaran rokok ilegal karena lebih berbahaya untuk kesehatan dan bisa merugikan negara. Sebab cukai tembakau adalah sumber pendapatan negara yang digunakan untuk kegiatan pembangunan. Jadi dengan membeli produk rokok bercukai resmi (legal), berarti kita sudah memberikan kontribusi bagi pembangunan negara dan daerah," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Petik Kopi Situbondo, Kholil menjelaskan, di Desa Curahtatal sendiri ada sekitar 450 hektare lahan kopi arabika. Yang sudah produksi sekitar 320 hektare, sisanya masih tanaman baru. Festival Petik Kopi Situbondo ini merupakan langkah Pemkab Situbondo sebelum menggelar Festival Kopi Nusantara di bulan Juni mendatang.
"Sebenarnya ini adalah pemanasan kita untuk mengadakan festival tersebut," ucapnya. (Adv)
View
إرسال تعليق
Hi Please, Do not Spam in Comments