PANGGUNG SANDIWARA DUNIA



Priyadi Tirto Gesang

Jawapes Surabaya - Sebagai Insan, Makhluk, Tumbuhan yang bergerak Merayap, Melatah, yang Berlari, Berterbangan, Berkaki 2 atau yang Berkaki 4 merupakan penggenapan keindahan dekorasi panggung dunia yang sangat indah beraneka Warna dan Ragam perbedaan. Gunung-gunung Langit-langit, Lautan semua saling melengjapi dekorasi keindahan panggung sandiwara kehidupan di dunia yang indah ini.

Sebagai Insan yang berbudi dan berfikir masing-masing menerima peran sebagai utusan untuk bermain juga sebagai penonton, para pemain dan artis yang sedang pentas di dunia ini dengan perbedaan peran dan naskah. 

Oleh karena itu sebagai pemain / artis harus bijak menilai dan melihat adegan naskah yang di perankan oleh pemain atau artis pada adegan naskah yang dimainkan oleh artis lain. Dan artis lain pun bisa menilai dan melihat apa yang menjadi adegan yang kita mainkan, baik dan buruknya adegan permainan kita, artis lain pun bisa menilai dan melihatnya. Jadi jangan merasa adeganku yang paling baik dan benar, yang lainnya di anggap salah dan tidak baik. Karena tidak maunya menerima dengan bijak dan tidak berani menjadikan kebenaran sebagai keutamaan jiwa, akhirnya yang timbul merasa benar dan mencari- cari pembenaran, maka dari itu sesama artis tidak boleh saling mengolok- olok menyalakan adegan yang lain karena pada dasarnya telah di berikan naskah dari Allah SWT dengan adegan yang berbeda- beda.


Apapun situasi saat ini kita sama- sama sebagai Insan /Rakyat NKRI yang baik untuk tetap menghormati para pemimpin yang berada di singgasana. Karena Beliau- beliau itu merupakan pengemban amanah yang di pilih oleh rakyat, jadi jika Rezim ini di katakan penipu dan penghianat hal ini wajar karena pandainya tipu daya Jin setan mempengaruhinya, yang termasuk menjadi adegan permainan sandiwara dunia yang sama-sama bisa kita lihat adegannya. Kalau hal yang demikian ini kita membenci dan marah kepada rezim ini. Lalu apa bedanya antara anda dan rezim yang di benci, tidak ada bedanya karena masing-masing kena tipu daya Jin setan yang sama. Untuk   itu tetaplah mewaspadai akan tipu daya Jin setan untuk menjerumuskan langkah permainan sandiwara dunia yang tidak baik. 

Amanah atau tidak Amanah bukan anda yang harus menghakiminya. Saya rasa tidak perlulah karena sama-sama memiliki catatan kitab masing-masing yang harus di pertanggung jawabkan. Sungguh sangat di sayangkan mengapa tidak membaca kitab pribadi terlebih dahulu sebelum menilai adegan pemain panggung sandiwara dengan artis-artis yang lain. Rasanya tidak mungkinlah penguasa membiarkan orang-orang berbuat kejahatan seperti Koruptor, Penyelundupan, Narkoba  dll itu di biarkan. Ingat negara NKRI ini negara hukum, sangat tidak mungkin kiranya prasangka penguasa yang memprioritaskan perangkat dan orang-orang yang berbuat kejahatan di biarkan begitu saja.

Seiring laju perjalanan Era jaman modern ini, yang tidak harus di tolak laju perkembangannya selain harus menerima dan berani menghadapi kenyataan sebagai tantangan perjalanan hidup di Era ini. Mengenai tempat prostitusi perzinaan dan riba itu mengikuti perkembangan pada jamannya. Sejenak mengenal prostitusi perzinaan sesuai pada jamannya sebelum hotel-hotel menjamur seperti sekarang ini dari dulu walau tanpa hotel yang namanya prostitusi perzinaan sudah ada dari jaman ribuan tahun yang lalu. 
Seperti riba pun dari dulu sudah ada, namun sekarang ini jauh berbeda kemasan yang terbungkus rapi dengan kemasan berbentuk Bank. Mau berlebel bank syariah maupun lebel bank lainnya tetap saja sebagai ajang Riba. Apapun nama penghapus riba di namakan bagi hasil atau istilah lainnya tetap saja bersumber dari kata riba. Sebagai penangkal antisipasi tetap menjaga kewaspadaan dengan menguatkan menjaga moral dan iman agar tidak terjerumus di ladang Jin setan yang memang ijin kontraknya mencari nasabah untuk berladang bersamanya. Walaupun di Alquran ada surat jin. Walaupun isi Alquran tidak perlu di pilh-pilah dan tidak perlu di ragukan. Sebagai orang beriman tetaplah menjaga iman menjalankan tutunan Kaidah-kaidah islam yang baik dan benar. Sesuai pepatah peninggalan presiden pertama Bung Karno ( jika menjadi pemeluk agama islam jadilah orang islam yang baik, jangan menjadi orang arab ). NKRI yang kita cintai ini  merupakan negara yang berketuhanan, jadi agama berlebel Islam, Kristen, Hindu, Budha, Konghucu, Kaweroh Kejawen ( kepercayaan terhadap Tuhan ) semua bisa di terima di NKRI yang kita cintai yang sama-sama saling menjaga kerukunan dan kedamaian yang berkeseimbangan.
Sesama umat berketuhanan  jangan merasa paling benar dan jangan mencari-mencari pembenaran , misalnya tanya jawab antara Nabi Muhammmad SAW dan Raja Salman sangatlah tidak masuk akal karena rentang waktunya saja sudah sangat kelihatan mencari-mencari pembenaran karena selisih tahunnya, rentang ribuan tahun kok bisanya Raja Salman tanya jawab dengan Nabi Muhammad SAW. Sungguh sangatlah berlebihan karena ajakan tipu daya jin mencari-mencari pembenaran agar orang yang malas berfikir bisa dengan mudah menerimanya, sungguh tidak mampu kiranya sebagai artis lain menerima sesuatu yang sangat berlebihan dan mengada-ada untuk menerima suatu pembenaran, sebagai sesama artis panggung sandiwara dunia untuk berpacu dengan adegan yang baik yang bisa di lihat sesama artis panggung yang bermutu membuat damai dan menentramkan hati sebagai obat jasmani dan rohani yang sehat.

Sebagai penutup
- Tetaplah menjaga Moral dan Iman agar tidak terlena tipu daya jin setan yang begitu menggiurkan ladang bisnisnya. 
- Tetaplah menjadi jiwa Nusantara NKRI agar tidak munafik.
- Tetaplah menjaga kedamaian dan ketentraman dengan Cahaya Lentera Hati selalu cerah dan ceria.

Penulis :
(Priyadi Tirto Gesang)

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama