Tanaman Jenis Sansevieria Asal Cilacap Rambah ke Singapura dan Benua Amerika)

Kepala Karantina Pertanian Kabupaten Cilacap, Dwi Astuti Yuniasih.
   

Jawapes Cilacap - Guna tingkatkan tren ekspor tanaman hias selama masa pandemi covid-19, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Kabupaten Cilacap mencatat adanya peningkatan kinerja ekspor komoditas pertanian dengan penambahan negara tujuan untuk komoditas ekspor tanaman hias, khususnya Sansevieria

Kepala Karantina Pertanian Cilacap Dwi Astuti Yuniasih mengungkapkan, berdasarkan pada sistem perkarantinaan IQFAST di wilayah kerjanya tercatat sepanjang tahun 2020 hanya satu negara tujuan ekspor Sansevieria yaitu Singapura dengan jumlah 230 batang dan nilai ekonomi Rp 4,5 juta berlangsung 3 kali pengiriman saja. 

"Sedangkan mengawali tahun 2021 tercatat adanya penambahan negara tujuan yakni Amerika Serikat dengan total pengiriman 139 batang dan nilai ekonomi Rp 5 juta," terangnya.

Menurut Dwi Astuti, Amerika Serikat menyusul Singapura dalam mendatangkan Sanseviera atau yang biasa disebut dengan Lidah Mertua asal Cilacap. 

"Alhamdulillah, ekspor Sanseviera ini merupakan yang pertama kali ke Amerika Serikat, artinya ada penambahan negara tujuan baru untuk ekspor komoditas pertanian Indonesia," kata Dwi Astuti saat lakukan peninjauan di wilayah kerjanya, Jumat (26/02/2021).

Lanjut Dwi Astuti, sebanyak 44 batang Lidah Mertua dilakukan sertifikasi ekspor tujuan Amerika Serikat dan persyaratan lengkap setelah diperiksa, Lidah Mertua ini bebas dari organisme pengganggu tumbuhan. Salah satunya bebas dari nematoda sehingga diterbitkan KT-10 atau Phytosanitary Certificate (PC). 

Singapura adalah negara pertama yang mendatangkan Lidah Mertua asal Cilacap, hingga kini sebanyak 250 batang dengan berbagai jenis telah berhasil menghiasi alam Singapura. Pengirim Lidah Mertua Dani Setiawan saat ditemui, mengaku dan bersyukur bisa tembus pasar Benua Amerika. Tanaman ini memiliki daya pikat tersendiri di hati para penggemarnya, baik dalam negeri maupun mancanegara. Kenapa Lidah Mertua dijadikan tanaman hias, karena bentuk daunnya yang unik, cantik serta memiliki bermacam-macam jenis dengan bentuk daun yang berbeda-beda. Selain itu juga, tanaman ini tergolong tanaman yang mudah beradaptasi dengan lingkungan dan dipercaya dapat menyerap polusi udara, jelasnya.

Pejabat Karantina Pertanian Kabupaten Cilacap, Amir bertugas memeriksa tanaman Sanseviera.
   

Dwi Astuti terus berupaya untuk mendukung peningkatan ekspor komoditas pertanian dan dimungkinkan tak hanya komoditas sumber pangan, tetapi juga komoditas-komoditas pertanian lainnya.  

"Selain fokus terhadap tugas dan fungsi perkarantinaan, kami juga telah mengambil langkah operasional yaitu pendampingan berupa bimbingan teknis pemenuhan persyaratan ekspor masing-masing negara tujuan. Akses informasi yang dapat dicari melalui Klinik Agro Ekspor di Kantor Layanan Induk serta terus melakukan sinergisitas dengan seluruh komunitas," ungkap Dwi Astuti.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil mengapresiasi para pembudidaya tanaman hias, terlebih dengan adanya penambahan negara tujuan. 

"Kami mengapresiasikan dengan meluasnya minat ekspor tanaman hias di mancanegara dan kami akan terus dorong untuk peningkatannya," terang Jamil.

Jamil menyebutkan bahwa berdasarkan data sertifikasi ekspor secara nasional menunjukkan peningkatan ekspor selama dua tahun terakhir, tercatat pada 2020 ekspor Sanseviera meningkat 14% dibanding tahun sebelumnya. 2019 meningkat sekitar 5.518 batang sedangkan awal tahun ini di bulan Januari hingga Februari 2021 telah disertifikasi sebanyak 17.839 batang atau setara dengan nilai Rp 157.2 juta.

Selaku otoritas karantina, Jamal menyampaikan bahwa selain melakukan tugas pengawasan keamanan dan pengendalian mutu pangan dan pakan, produk pertanian juga fokus pada pencapaian target ekspor tiga kali lipat sebagaimana arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.(Son/Mar/Hms)

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama