Demo Buruh Di Surabaya Dan Malang Diamankan 634 Perusuh

Jawapes Surabaya - Aksi demo yang dilakukan oleh para buruh di Surabaya maupun Malang di dalam menyampaikan aspirasinya sempat diwarnai kericuhan dikarenakan di dalam pendemo tersebut ditunggangi oleh penyusup dengan sengaja membuat suasana menjadi ricuh.

Ketua Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Jawa Timur Ahmad Fauzi menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Polda Jatim yang telah mengamankan dan memberikan pelayanan yang terbaik atas jalannya aksi demo yang dilakukan oleh kawan-kawan di DPRD Jatim.

"Saya atas nama SPSI Jawa Timur, mengucapkan terima kasih, betapa rakyat pekerja Jawa Timur, rakyat buruh Jawa Timur berkumpul di kantor Gubernur untuk menyuarakan, bukan hanya menolak Omnibus Law, tapi meminta Bapak Presiden mencabut Se-segera mungkin,"Jelas Ahmad Fauzi. 

Peristiwa yang sangat langkah di Indonesia ini seluruh pekerja di Jawa Timur memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada aparat keamanan yang luar biasa mengamankan jalannya unjuk rasa pada hari ini. Inovasi dan fasilitas yang terbaik diberikan oleh Polda Jawa Timur agar masyarakat pekerja di dalam menyuarakan aspirasinya hari ini aman, lanjutnya. 

Ketua SPSI Jatim juga menyayangkan aksi tersebut di nodai oleh anak-anak yang masih berusia belasan tahun sehingga membuat suasana demontrasi ini menjadi rusuh dan ada juga buruh yang menjadi korban lemparan batu.

Kami menyesalkan atas peristiwa ini sebab dilapangan ada anak-anak yang masih berusia 15 tahun dan 9 tahun, mereka diluar dugaan kita menyusup memprovokasi kegiatan pekerja para buruh dengan membawa batu, pentungan dan lain-lainnya.

Kami meminta kepada Kapolda Jatim sebagai jajaran keamanan di Jawa Timur untuk memproses pelaku tersebut secara hukum yang berlaku karena ada anggota kami di Gersik, yang terkena pentungan, lemparan batu mereka, pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol. Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan, para buruh di dalam melakukan aksi demo hari ini berjalan kondusif. Namun, ada evaluasi dan catatan di lapangan bahwa Polda Jawa Timur sudah mengantisipasi atas insiden yang terjadi di beberapa daerah di Jawa Timur, (8/10/2020).

"khususnya di Surabaya maupun di beberapa daerah lainnya seperti Malang ada insiden yang perlu dilakukan penindakan, yakni penindakan secara persuasif tetap dan juga tegas terukur.

Dalam hal ini untuk data dari Polres Malang menyusul, ada beberapa tindakan dan kita amankan untuk dilakukan pemeriksaan sedangkan di Surabaya pun kita sudah melakukan beberapa pengamanan." Paparnya dihadapan awak media.

"Selanjutnya, kita akan melakukan rapid test dan apabila hasilnya reaktif maka kita akan melakukan swab lalu apabila positif maka kita akan langsung karantina. Selanjutnya kita melakukan proses penegakan hukum sesuai dengan hasil penyidikan, kemudian kita lihat ada anak-anak yang kita rasa belum paham tentang apa esensi dari pada gerakan ini dan tentunya ini masih kita dalami, yang jelas bukan merupakan elemen dari buruh yang ada melakukan esensi pendapatnya," jelasnya. 

Di dalam insiden ini, jajaran Polda Jatim berhasil mengamankan perusuh pada aksi demo di Malang dan Surabaya sebanyak 634 orang dengan sengaja merusak fasilitas umum dan melawan petugas. 

Insiden yang terjadi di depan gedung Grahadi serta di lokasi lainnya di Surabaya sebanyak 505 orang kemudian di Malang juga ada 129 orang, "jadi total untuk kejadian di Surabaya dan Malang sebanyak 634 orang. Kita lihat dari berbagai perannya, yang pertama tentu kita lihat ada berbagai pengerusakan fasilitas umum atau pagar Gedung Grahadi kemudian ada Pasal 218 Jo. 212 melawan petugas, tandasnya.

(Dedy)


Baca Juga

Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama