Jawapes Probolinggo – Hingga Senin (4/5/2020) malam, kasus konfirmasi positif Corona Virus Disease (COVID-19) di Kabupaten Probolinggo sebanyak 21 orang. Dari 21 orang ini, yang satu orang posisi sakit ada di RSUD Tongas dan 20 orang lainnya adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) sehat atau carier ditempatkan di rumah pengawasan.
Juru Bicara Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr. Anang Budi Yoelijanto mengatakan sebenarnya balita usia 1,5 tahun dari Desa Tamansari, Kecamatan Dringu yang dirawat di RSUD Tongas sudah sehat. Dia sudah diswab, swab pertama positif, swab kedua negatif dan dia sedang menunggu hasil swab yang ketiga. Sesuai protokol, pasien positif COVID-19 dinyatakan sembuh apabila hasil swab dua kali negatif.
Dari 20 orang yang berada di rumah pengawasan, ada 17 orang diantaranya sudah dilakukan swab ulang. Karena tiga orang lainnya masih baru masuk ke rumah pengawasan. Hasilnya dari 17 orang ini, ada 7 orang yang sudah ada hasilnya. Yakni, 2 orang hasilnya negatif dan 5 orang masih posisi positif.
Yang masih positif ini masih dari klaster Sukolilo dan 2 orang yang negatif ini juga dari klaster Sukolilo. Sekarang kita sudah melakukan swab yang ketiga dan kita menunggu semoga minggu depan selesai. Kalau yang 2 orang ini kembali negatif maka dia sehat dan bisa dipulangkan.
"Ada beberapa kasus rapid reaktif yang didapatkan dari beberapa orang yang mudik di tempat karantina desa. Ini tidak bisa dikatakan sebagai orang positif karena belum ada hasil swab. Cuma ini menjadi kewaspadaan, makanya orang-orang reaktif itu kita lakukan karantina di rumah pengawasan dan mereka sudah kita lakukan swab semuanya. Dan hasilnya, ada 3 orang yang sudah negatif dari yang reaktif ini tetapi sekali lagi kami belum memulangkan dan masih menunggu hasil swab ketiga. Sementara 42 orang yang lain masih menunggu hasilnya,'' jelasnya.
Sebagai upaya pencegahan Covid 19, Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari, SE telah menginstruksikan untuk lebih memaksimalkan pencegahan dengan check point dan karantina desa. Meskipun hal itu masih belum sempurna, tetapi akan terus dilakukan evaluasi untuk menyempurnakan hal tersebut.
“Karantina desa ini sangat banyak gunanya. Buktinya, kalau tidak ada karantina desa, maka rapid reaktif yang ada mungkin sudah akan langsung masuk ke keluarga masyarakat dan mereka sudah berinteraktif maka kasusnya akan kebih meledak lagi,” tegasnya.
Anang menambahkan hingga detik ini pemudik yang sudah terkarantina di tempat karantina desa sebanyak 3.311 orang.
"Walaupun hal itu masih belum sempurna. Dari jumlah tersebut, 1/3 orang pemudik sudah dilakukan rapid test,” pungkasnya.
( Adv/Eko )
View
Posting Komentar