Jawapes Jakarta - Dalam upaya merespon penyebaran covid-19 yang sampai ke daerah dan mengacu Perpu Nomor 1/2020, yang mengatur tentang social safety nett selama covid-19, maka Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendesa PDTT), Abdul Halim Iskandar (Gus Halim) memfokuskan dana desa yang selama ini digunakan untuk kepentingan pengembangan ekonomi serta pemberdayaan masyarakat desa, sementara ini agar dialokasikan untuk penanganan covid - 19 di desa. Ada 3 hal yang menjadi fokus dana desa dimana ketiganya untuk social safety nett.
"Pertama, desa tanggap Covid-19, yaitu akan menyiapkan ruang isolasi yang membutuhkan dana buat anggaran. Meskipun saya tekankan bahwa relawan desa lawan covid - 19 itu adalah bentuk gotong royong dan semangat kerja sudah biasa dilakukan oleh warga desa. Tetapi ketika bicara butuh pengecatan, butuh pembersihan kamar mandi, butuh penyiapan tempat tidur dan sebagainya, nah itu kita gunakan dana desa. Kedua dilakukan padat karya tunai desa, yang fokusnya adalah melakukan pekerjaan di desa, dengan memanfaatkan potensi desa semaksimal mungkin. Karena padat karya tunai desa itu agak berbeda dengan padat karya yang dilakukan Kementerian PUPR. Karena padat karya tunai desa itu fokusnya adalah melakukan pekerjaan di desa dengan memanfaatkan potensi desa semaksimal mungkin. Adapun kelompok yang dilibatkan diantaranya, kelompok miskin, kelompok penganggur atau setengah penganggur, dan kelompok marjinal lainnya. Lalu yang ketiga, untuk pertama kalinya dana desa (DD) bisa digunakan untuk bantuan langsung tunai (BLT) dana desa, nilainya Rp 600 ribu per keluarga miskin, masa pemberiannya 3 bulan. Namanya juga safety net untuk jangka pendek 3 bulan, jadi satu keluarga mendapatkan alokasi BLT dana desa Rp 1.800.000," bebernya.
Lebih lanjut, Gus Halim menjelaskan bahwa target dari BLT dana desa adalah mereka yang belum mendapatkan PKH, bantuan pangan non - tunai, dan tidak mendapatkan kartu prakerja. Untuk pendataannya meminta relawan desa supaya melakukannya agar lebih transparan. Diperkirakan akan terjadi lonjakan tajam terhadap kunjungan wisatawan sehingga mendorong ekonomi Indonesia bisa bangkit dengan cepat setelah dihantam wabah ini.
"Saya minta yang punya objek wisata dirawat untuk persiapan reborn kunjungan wisatawan, desa yang punya ketahanan pangan yang agak terhambat ekspornya, kita fasilitasi gudang, sehingga kalau ini selesai dapat ekspornya kembali," pungkasnya dengan penuh optimis. (Red)
View
Posting Komentar