Visi Misi Sugeng Nugroho Akan Mengolah Air Laut Jadi Air Tawar

Jawapes Pacitan - Memiliki kredibilitas yang luar biasa, berjiwa arif dan bijak dalam menyelesaikan suatu permasalahan dan juga rela berkorban demi kepentingan orang lain, dialah Sugeng Nugroho, S.H, putra mantan Bupati Pacitan periode 1965 - 1969, RS Tedjo Sumarto yang siap maju di kancah politik pada Rabu (23/9/2020) mendatang di Pacitan.     

Ditambah penduduknya yang semakin meningkat di Kabupaten Pacitan, maka keperluan akan air juga akan mengalami peningkatan.  Sugeng Nugroho yang juga seorang pengacara mengatakan bahwa kebutuhan air bersih di Kabupaten Pacitan dari tahun ke tahun sering sekali mengalami kekeringan.     

Untuk memenuhi kebutuhan bagi warga perlu diupayakan dengan berbagai cara, salah satunya melalui teknologi penyulingan air laut menjadi air tawar. Kehadiran teknologi itu, diharapkan bisa mengurangi ketergantungan air bawah tanah.

Sugeng menceritakan, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kementerian Koordinator Kemaritiman Agung Kuswandono pernah mengatakan, teknologi untuk mengolah air laut menjadi air tawar itu adalah teknologi piramid desalinator. Teknologi tersebut bisa melakukan penyulingan dengan sederhana dan cepat. Tak hanya itu, teknologi tersebut juga bisa melakukan pembuatan garam tanpa kendala cuaca.

“Teknologi ini sangat sederhana, karena bisa membuat garam setiap hari selama setahun penuh dan tidak terpengaruh oleh cuaca. Lebih dari itu, teknologi ini juga bisa menghasilkan air bersih yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” jelasnya belum lama ini.

Agung menerangkan, teknologi piramid desalinator adalah teknologi penguapan air laut yang dapat menghasilkan garam dan air tawar. Teknologi ini merupakan serangkaian proses produksi garam dan turunannya, yang bermanfaat bagi daerah kering dan kesulitan air bersih.

Secara fisik, Agung menyebutkan, piramid desalinator biasanya dibangun dengan menggunakan bambu dan plastik yang berlapiskan ultra violet. Adapun, untuk ukuran sudut prima, sudut yang paling ideal adalah yang mencapai 45 derajat. Dengan sudut yang sedemikian tajam, maka teknologi pengolahan akan semakin bagus untuk mengalirkan air.

“Akan tetapi volume dan terpaan angin akan lebih tinggi juga. Air yang dihasilkan dari penguapan akan mengalir mengikuti plastik UV, dan selanjutnya mengalir pada pipa paralon yang terpasang dibagian bawah aliran air di lapisan plastik,” tuturnya.

Untuk saat ini, Agung menambahkan, penggunaan teknologi canggih tapi efisien itu sudah diterapkan di pabrik pengolahan garam di Cirebon, Jawa Barat. Untuk ke depan, teknologi tersebut bisa dikembangkan di wilayah  JATIM dengan menggandeng kementerian atau lembaga yang berkaitan. Dengan pengembangan itu, maka diharapkan permasalahan air bersih bisa diatasi.

“Karena pembuatan prisma ini sangat mudah, tidak menggunakan teknologi macam-macam dan murah, jika setiap satu rumah mempunyai teknologi seperti ini, hal tersebut akan membantu dalam pemasokan air bersih bagi masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu, menurut perwakilan pengurus Grahadi Brawijaya Mohammad Ansori juga ikut menjelaskan, proses penuaan air laut terjadi di dalam prisma dengan penguapan air laut sebanyak 0,3 mili meter/hari. Sedangkan untuk perhitungan air tawar yang dihasilkan dengan menguapkan air laut, adalah 1 mili dan bisa menghasilkan 1 liter air bersih.

“Teknologi ini sama sekali tidak menggunakan listrik, sehingga sangat ramah lingkungan. Proses untuk dapat menghasilkan garam maupun air tawar dengan penguapan air laut dalam prisma, air laut disimpan dan melewati proses penguapan membutuhkan waktu selama kurang lebih 1 minggu,” jelasnya.

Selain itu, Anshori akan mengkaji Piramid Desalinator, Sebab diketahui, di Kabupaten Pacitan belum mempunyai konsep,  dengan demikian perlunya ada inovasi kreatif dalam menyiapkan air bersih.(red)
Baca Juga

View

Post a Comment

Hi Please, Do not Spam in Comments

Lebih baru Lebih lama

Rizal Diansyah, ST

Pimpred Media Jawapes. WA: 0818306669

Countact Pengaduan