Kesulitan Warga Mendapatkan Vaksin Memancing Emosi Khofifah

Kantor Gubernur Jatim

 

Jawapes, SURABAYA – Beberapa Warga mengeluhkan mengaku kesulitan mendapatkan vaksin, bahkan ada yang empat kali mendaftar namun semuanya ditolak.


Seperti yang dialami (S) warga Kabupaten Ngawi yang sudah bekerja di Surabaya hampir 30 tahun sebagai pembantu rumah tangga merasa kesulitan vaksin ditengah gencarnya pemerintah mengadakan vaksinasi dimana-mana.


“Saya sudah pernah mendatangi Puskesmas di Surabaya namun ditolak karena tidak ber KTP Surabaya. Saya sempat datang di Polrestabes Surabaya juga ditolak dengan alasan yang sama,” ujarnya dengan lesu.


Setiap ada info vaksin, seperti yang telah diadakan di THOR dan Hari Pramuka dirinya mencoba mendaftar tapi selalu tidak kebagian kuota.


Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi mengaku, kekosongan terjadi karena jumlah vaksin yang diberikan oleh pusat terbatas dan cepatnya proses vaksinasi sehingga hanya mengutamakan warga Surabaya saja.


"Kemarin ada tambahan vaksin namun dalam waktu sehari atau dua hari langsung habis," ungkap Wali Kota.


Sementara itu salah satu petugas kesehatan yang tidak mau disebutkan namanya akan membantu untuk dikonfirmasikan pada Bupati Kabupaten Ngawi agar dapat pelayanan Vaksin.


“Kalau Ngawi, saya bantu kontakkan Pak Bupatinya. Sudah saya laporkan ke Pak Bupati Ngawi siap untuk di tindak lanjuti,” ujarnya.


Namun karena kondisi PPKM semalam diperpanjang sehingga tidak memungkinkan untuk pulang kampung hanya melakukan vaksin saja.


Saat kondisi ini diklarifikasikan kepada Gubenur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa terkait adanya warga Ngawi Jawa Timur yang berada di Surabaya agar dapat vaksinasi namun ditanggapi dengan arogan.


“Setiap hari kecuali minggu di Binaloka Pemprov ada. Di Surabaya saya bersama Pangdam, Kapolda dan Hippindo mungkin sudah ratusan kali buat untuk siapa saja yang berdomisili di Jatim. Kok bisa anda nggak tahu ya?” dengan ketusnya, Selasa (31/8/2021). 


Melalui pesan WhatsApp dikirimkan screenshot pemberitaan kegiatan vaksinasinya dengan warga Papua dan NTT yang telah dibantu. 


“Mereka yang tinggal di Jatim semua kita siapkan. Ratusan kali dan masih terus di Binaloka kantor Pemprov Jatim. Sekarang dosen dan mahasiswa expatriat juga mulai di vaksin. Ratusan kali anda tidak tahu kok bisa ya,” tegasnya kepada awak media yang melakukan konfirmasi.


Khofifah sampaikan dirinya sendiri telah hadir di Grand City lebih dari 5 kali, di Kodam berkali-kali, di Islamic Center 3 kali dan dilapangan THOR Gelora Pancasila  dimana semuanya diatas 5 ribu dan untuk umum.


“Sudah ratusan ribu orang kok bisa nggak tahu. Di berbagai kampus saya muter selalu lebih 5000 sekali vaksin dan pasti kampus bersifat umum. Kasihan anda nggak tahu kegiatan.sebanyak ini. Semua vaksin dari Provinsi maka untuk warga yang berdomisili di Jatim.,” katanya sambil jengkel terhadap awak media yang terlalu banyak tanya.


Namun tidak berhenti disitu, awak media Jawapes tetap mengupayakan agar (S) dapat vaksin.


“Anda sebenarnya mau vaksin berapa orang? Kok ruwet sekali, saya bilang di Binaloka tiap hari ada kok masih muter, makanya nggak dapat karena muter muter,” jawabnya sambil emosi.

Saat petugas kesehatan di Binaloka yang tidak mau disebutkan namanya dikonfirmasi awak media, sungguh mengejutkan dengan memberikan keterangan yang berbeda.


“Mohon ijin Binaloka, tidak untuk umum. Hanya ada anggaran 24 orang, klo untuk 3 bulan berarti bisa 8 orang saja,” ungkapnya.


Adanya info ini dikonfirmasikan kembali pada Khofifah melalui pesan WhatsAppnya namun hanya dibaca saja. Hingga berita ini terbit tidak ada jawabannya. (Red)



Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama