Jawapes Kota Probolinggo – Ratusan santri yang tergabung dalam Aliansi Santri dan Pondok Pesantren se-Kota Probolinggo menggelar aksi damai di depan kantor DPRD Kota Probolinggo, Senin (20/10/2025). Mereka memprotes program "Xpose Uncensored" yang tayang di Trans7 karena dinilai melecehkan martabat kiai dan lembaga pesantren.
Aksi yang dipimpin Ketua PC GP Ansor Kota Probolinggo, Salamul Huda, berlangsung sejak pukul 12.05WIB Hingga 13.40 WIB Titik lokasi Massa awalnya berkumpul di area Museum Kota Probolinggo, kemudian bergerak menuju kantor DPRD sambil membentangkan spanduk bertuliskan berbagai pesan dukungan terhadap pesantren dan kiai.
Setibanya di halaman kantor dewan sekitar pukul 12.28 WIB, para peserta aksi meneriakkan yel-yel seperti "Kami Cinta Pesantren" dan "Boikot Trans7", Mereka juga membawa poster bertuliskan "Derek Kyai Sampai Mati” dan “Amankan Kota Probolinggo", sebagai bentuk solidaritas terhadap ulama dan lembaga pendidikan Islam tradisional.
Dalam orasinya, Ketua PCNU Kota Probolinggo KH. Arbain Hasan membacakan enam tuntutan kepada pihak terkait. Salah satunya mendesak Transmedia, induk Trans7, untuk melakukan audit internal terhadap karyawan yang diduga membawa ideologi ekstrem yang dapat memicu kegaduhan di publik.
Selain itu, massa meminta Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memperketat pengawasan terhadap konten siaran yang berpotensi menimbulkan fitnah dan kebencian. Mereka juga menuntut agar KPI menjatuhkan sanksi tegas kepada Trans7 sesuai ketentuan Undang-Undang Penyiaran.
Tuntutan lainnya yakni mendesak DPRD Kota Probolinggo agar menyampaikan aspirasi santri ke DPR RI guna memperkuat regulasi pengawasan dunia penyiaran nasional. Massa juga menuntut Trans7 untuk mengungkap identitas narator dan tim produksi "Xpose Uncensored," serta meminta maaf secara terbuka kepada publik dan komunitas pesantren.
Para demonstran juga menyerukan agar Trans7 menayangkan program khusus bertema "Khazanah Pesantren" sebagai bentuk pemulihan kepercayaan publik terhadap media tersebut. “Kami tidak menolak media, tapi kami menolak pelecehan terhadap simbol-simbol keagamaan," tegas Arbain Hasan dalam orasinya.
Aksi yang berlangsung tertib itu mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Sejumlah tokoh hadir dalam kegiatan ini, di antaranya Wakil Ketua DPRD Kota Probolinggo Santi Wilujeng Prastyani, Kapolres Probolinggo Kota AKBP Rico Yumasri, Ketua MUI Kota Probolinggo Prof. Dr. KH. Muhammad Sulthon, serta perwakilan santri dari berbagai pesantren.(Id)
View
إرسال تعليق
Hi Please, Do not Spam in Comments