Sekda Banyumas, Agus Nur Hadie acap kali namanya dicatut oleh orang tak bertanggung jawab untuk modus penipuan dengan sistem mentransfer
Jawapes, BANYUMAS - Yang kelima kalinya, nama Sekda Banyumas Agus Nur Hadie lagi-lagi dicatut dan dipakai oleh orang yang tak bertanggung jawab untuk menipu warga. Penipu menjanjikan bantuan renovasi Masjid atau Musholla dengan syarat mau mentransfer sejumlah uang ke rekening panti asuhan.
Sekda Banyumas, Agus Nur Hadie dalam keterangannya menyampaikan, yang kelima kalinya nama saya digunakan untuk penipuan berkedok bantuan Masjid atau Musholla.
"Ternyata penipu ini sudah punya daftar Masjid atau Mushola yang sedang direhabilitasi. Bahkan seorang Takmir salah satu Masjid di Purwokerto telah menjadi korban. Kebetulan korban juga bernama Agus, salah satu warga Kelurahan Kranji Kecamatan Purwokerto Timur," ungkapnya.
Lebih lanjut, Agus Nur Hadie mengatakan, bahwa berdasarkan informasi yang diterima, korban telah mentransfer sebesar Rp.10 Juta ke rekening yang diberikan pelaku, dan katanya merupakan rekening Panti Asuhan.
"Kasus penipuan tersebut berawal saat korban menerima pesan melalui aplikasi WhatsApp dari nomor tidak dikenal dengan foto profil dan nama Agus Nur Hadie. Dalam pesan tersebut, pelaku memperkenalkan sebagai Agus Nur Hadie Sekda Banyumas. Bahkan, pelaku juga melakukan panggilan telepon untuk meyakinkan korban. Oleh karena merasa dihubungi dan berbicara dengan Sekda Banyumas, korban pun mentransfer uang sebesar Rp.10 Juta ke rekening yang diberikan pelaku," jelasnya.
Kasus penipuan dengan modus seperti ini sudah terjadi sekitar 4-5 kali, namun baru kali ini yang memakan korban.
"Ucapan permohonan maaf, karena sudah ada korban. Kasus pencatutan namanya bukan kali pertama terjadi. Ia bahkan sempat melaporkan ke pihak Kepolisian kejadian serupa yang terjadi dua tahun lalu," ucap Agus Nur Hadie.
Sekda Banyumas, Agus Nur Hadie mengimbau kepada masyarakat agar tidak mudah percaya jika ada pihak yang menghubungi dengan mengatasnamakan dirinya. Masyarakat bisa melakukan konfirmasi ke Pejabat di tingkat Desa/Kelurahan bahkan di tingkat Kecamatan agar kejadian seperti ini tidak kembali terulang.
"Saya hanya punya satu nomor WhatsApp, selain itu tidak ada. Kalau ragu, bisa konfirmasi ke Pejabat Pemda, ke Camat, Kepala Desa, atau Kabag Humas. Jadi jangan langsung direspons," imbaunya.(Cpt)
View
Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments