Jawapes, NGANJUK - Tradisi tahunan Bersih Desa atau Nyadran kembali digelar Pemdes Pace Wetan bersama tokoh lembaga adat dan masyarakat serta beberapa perwakilan dari keraton Solo.
Diawali dari balai Desa Pace Wetan berjalan kaki pada malam hari sejauh 3 kilometer rombongan arak – arakan tumpeng dan hasil bumi dibawa menuju Punden Belik Asem. Tampak dibagian depan barisan berpakaian seragam prajurit kerajaan sambil membawa pusaka yang telah disucikan.
Masyarakat bercerita konon pusaka yang mereka bawa diyakini pemberian dari Sultan Agung sebagai anugerah kehormatan sekaligus sebagai pendiri pertama Kadipaten Pace yaitu Wiro Sroyo.
“Nama Wiro Sroyo adalah nama kebesaran dari anugerah Kesultanan Mataram dan langsung diberikan oleh Sultan Agung,” ceritanya.
Sedangkan Kepala Desa Pace Wetan Fajar Nuswantoro dalam sambutannya di Punden Mbelik Asem mengatakan bahwa pada hari ini adalah acara Sedekah Bumi dalam rangka Bersih Desa (Nyadran).
”Semoga dengan dilaksanakannya Sedekah Bumi ini bisa menjadi keberkahan bagi masyarakat Pace, selain untuk nguri – nguri Budaya Jawa, ini juga sebagai ungkap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan limpahan rejeki bagi masyarakat Pace, Pace Wetan pada khususnya,” pungkasnya.
Camat Pace Noordian yang hadir mengikuti acara arak – arakan Sedekah Bumi Desa Pace Wetan dalam sambutannya mengucapkan rasa terimakasih kepada warga Pace wetan yang telah melestarikan budaya peninggalan nenek moyang.
”Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT acara Suran berjalan lancar. Suran sendiri mempunyai makna syukur kepada pangeran, dan marilah kita mendoakan agat pendiri Kadipaten Pace Wetan ini selalu dilindungi Allah dan kita sebagai penerus marilah kita lestarikan budaya ini sebagai wujud kita mengormati jasa – jasanya. Semoga warga Desa Pace Wetan mendapatkan rizqi dari Allah SWT, dan selalu diberi kesehatan, barokah bagi warga Desa Pace Wetan,” harapnya.
Setelah prosesi nyadran langsung dilanjutkan pagelaran wayang thingklung. (Hary)
View
إرسال تعليق