Jawapes, Probolinggo – Rumah milik Nurul Fatah (49), warga Dusun Bago Kidul RT 12 RW 3 Desa Bago, Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo, disatroni enam orang perampok bersenjata tajam, Minggu (1/6/2025) dini hari. Dalam kejadian tersebut, para pelaku mengikat dan membekap seluruh penghuni rumah, lalu membawa kabur uang tunai, dua ponsel, dan sebuah rekening Program Keluarga Harapan (PKH).
Peristiwa bermula saat Fatah tengah tidur bersama anak lelakinya di ruang tengah. Ia mendadak terbangun ketika sebuah clurit sudah menempel di lehernya.
"Begitu saya membuka mata, sudah ada empat orang yang menahan tangan dan kaki saya. Salah satu pelaku mengancam dengan bahasa Madura agar saya tidak berteriak," ujar Fatah saat ditemui usai melapor ke polisi.
Tak hanya mengancam, pelaku juga membekap mulut korban dengan lakban dan menyeretnya ke dalam kamar, tempat istrinya Jamilatul Nazilah (38) dan anak bayi mereka tidur. Sang istri sudah lebih dulu dilumpuhkan dengan cara serupa.
Salah seorang anaknya yang tidur di samping Fatah sempat terbangun, namun pelaku juga mengikat dan membungkam mulut anak tersebut dengan lakban. Hingga kini, menurut Fatah, anaknya masih mengalami trauma berat.
"Anak saya ketakutan sekali. Semalam dia juga dilakban dan diikat," katanya.
Dalam aksi tersebut, para pelaku memaksa Fatah mengungkap letak uang disimpan. Saat korban mengaku tidak memiliki banyak uang, ia dipukul di bagian wajah menggunakan gagang clurit. Anting yang dikenakan istrinya juga dirampas secara paksa.
Tak puas, kawanan itu mengobrak-abrik seluruh isi rumah. Mereka merusak lemari dan mengambil tas berisi uang tunai Rp 2,5 juta serta dompet berisi Rp 600 ribu. Selain itu, dua unit ponsel ikut raib.
Menurut Fatah, para pelaku diduga salah sasaran. Ia menyebut beberapa hari sebelumnya keluarganya menjual sebidang tanah warisan leluhur seharga Rp 700 juta. Namun, uang tersebut ditransfer ke rekening milik saudaranya, bukan ke rekening miliknya.
"Perampok mungkin menyangka uangnya ada di rumah saya. Mereka juga memaksa saya menyerahkan rekening, tapi yang saya miliki hanya rekening PKH. Itu yang akhirnya mereka bawa," jelasnya.
Ia menambahkan, dari enam pelaku yang masuk ke rumahnya, hanya satu orang yang tidak memakai penutup wajah. Namun, wajahnya sulit dikenali karena lampu senter disorotkan ke mata korban.
"Meski wajahnya terbuka, saya tetap tidak bisa melihat jelas. Lampu terus diarahkan ke mata saya," ujarnya.
Polisi telah menerima laporan terkait kejadian ini dan masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap identitas para pelaku serta kemungkinan motif terkait uang penjualan tanah keluarga. (Id)
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق