![]() |
Kepala DP3APPKB Situbondo melakukan sesi foto bersama para peserta |
Jawapes, SITUBONDO - Upaya pencegahan stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kurang gizi, Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Situbondo dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jawa Timur melaksanakan bimbingan pengembangan dan penguatan penyiapan pengasuhan seribu Hari Pertama Kehidupan (HPK), Senin (29/7/2024) Aula Lantai II Pemkab Situbondo.
Menurut Kepala DP3APPKB Situbondo Imam Darmaji, bimbingan pengasuhan seribu HPK ini sangatlah penting bagi ibu hamil, sebab menjadi pengetahuan dasar cara merawat bayi. Yang ideal mulai sejak kandungan hingga bayi usia 2 tahun.
Karena sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasanya. Seribu HPK ini adalah masa emas anak.
"Pada periode ini organ-organ penting dan sistem tubuh mulai terbentuk pesat. Jadi jika sampai salah dalam penanganan, anak akan mengalami keterlambatan pertumbuhan otak dan badannya," tegas dia.
Imam mengingatkan pada para ibu hamil, agar memberikan makanan bergizi tinggi terhadap bayinya. Dan wajib dibawa ke Posyandu. Bila terdeteksi terdapat gejala stunting, maka akan diberi rekomendasi ke fasilitas kesehatan dan dokter ahli.
Sementara itu Siti Cholisoh selaku Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana pada Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim, dalam sambutannya, menyampaikan rasa syukur bisa hadir dalam kegiatan yang saat ini laksanakan. Dalam pertemuan ini juga akan diberikan bantuan spesifik sebanyak 100 paket untuk ibu hamil beresiko stunting.
"Tujuan dari kegiatan secara umum adalah untuk meningkatkan kapasitas mitra dan organisasi masyarakat dalam ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Khususnya meningkatkan kemampuan pengasuhan seribu hari pertama kehidupan (HPK) dalam upaya pencegahan stunting," ujarnya.
Lebih lanjut Siti Cholisoh menambahkan, melalui kegiatan ini dapat menurunkan angka stunting pada anak-anak yang lahir dari ibu hamil beresiko stunting, lalu dapat meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu hamil tentang pentingnya gizi yang baik selama masa kehamilan dan menyusui serta ibu hamil yang menjadi sasaran diharapkan memiliki kesehatan yang lebih baik melalui pemantauan kehamilan yang rutin, pemeriksaan gizi dan akses yang lebih baik ke layanan kesehatan maternal.
Pantauan di tempat kegiatan, sekitar 100 ibu hamil dari 7 kecamatan di Kabupaten Situbondo yang mengikuti bimbingan pengasuhan seribu HPK ini.
Sebagai informasi, Kabupaten Situbondo sebelumnya mendapatkan penghargaan dari BKKBN. Prestasi ini diraih karena keberhasilan dalam penurunan prevalensi stuntingnya sangat bagus. Dari hasil survey kesehatan Indonesia (SKI) di Tahun 2022 angka prevalensi stunting 30,9 persen dan pada Tahun 2023 turun menjadi 4,1 persen. Atas keberhasilan ini, Pemkab Situbondo mendapatkan insentif fiskal dari pemerintah pusat. (ADV)
Pembaca
Posting Komentar