Jawapes Lumajang - Saka Bakti Husada menjadi ujung tombak bagi Dinas Kesehatan melalui kegiatan pramuka siswa untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat khususnya tentang program kesehatan, Sabtu (27/7/2019).
Dinas Kesehatan Lumajang memiliki cara unik untuk meningkatkan pemberdayaan kepada kader SBH yang rata-rata masih pelajar ini. Mereka diberi bekal kewirausahaan dengan harapan menjadi enterpreneur.
Peserta pemantapan inovasi Saka Bakti Husada Kabupaten Lumajang diikuti oleh 25 tenaga promosi kesehatan selaku pengelola pramuka SBH sekaligus instruktur krida dan 50 anggota Dewan saka pangkalan puskesmas di Lumajang.
Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Lumajang Ria Cancerina sekaligus sebagai majelis pembimbing satuan karya Pramuka SBH Kwartir cabang Lumajang, menyampaikan, Kader SBH memang dituntut untuk selalu berinovasi, sehingga bisa menjawab tantangan zaman serta menghadapi kemajuan teknologi informasi diharapkan tidak hanya di gunakan untuk hal negatif tetapi bisa dimanfaatkan dengan kegiatan positif.
Irma Rokhmania selaku sekretaris pimsaka, yang menyampaikan, semua kader SBH diharapkan memahami Job Creation yang berpotensi menjadi bekal hidup melalui pemahaman ilmu kewirausahaan terkait krida dan kecakapan pada SBH. "Potensi pengembangan SBH sangat besar sekali, sekitar 548 anggota, 32 Pamong SBH, dan 150 instruktur pada 25 pangkalan dimana jumlah yang sangat besar dapat diperdayagunakan dalam penyebarluasan pemahaman hidup sehat,” jelasnya.
Pemateri kegiatan pemantapan inovasi Saka Bakti Husada Heny Setya Nuryanto juga tergabung dalam Lumajang Marketing community.
Di dalam presentasinya disambut antusias oleh para peserta,dengan memberikan berbagai ilmu dan cara agar para kader bisa memulai diri menjadi pengusaha, dicontohkan dari hal yang kecil dan bisa dilakukan tampa modal. “Yang penting niat untuk usaha, tanpa modal pasti bisa. Caranya mulai nanti segera identifikasi barang kebutuhan sehari-hari yang dipakai orang disekitar kita,” tuturnya.
Dengan demikian, itu menjadi modal yang bisa menjadi jalan untuk menjadi pengusaha. “Karena menjadi pengusaha hanya bersumber dari kemauan,” tutur Heny. Oleh karena itu, diharapkan seluruh kader nantinya bisa menjadi sosok pengusaha di masing-masing wilayahnya, para peserta bukan hanya sekedar diberikan materi saja, namun mereka juga langsung diajak untuk action langsung merencanakan inovasi kewirausahaan yang akan dilakukan dengan membuat rencana tindak lanjut untuk bersama nantinya menjadi komitmen usaha yang dilakukan dalam kegiatan selanjutnya.(Eko)
Pembaca
Dinas Kesehatan Lumajang memiliki cara unik untuk meningkatkan pemberdayaan kepada kader SBH yang rata-rata masih pelajar ini. Mereka diberi bekal kewirausahaan dengan harapan menjadi enterpreneur.
Peserta pemantapan inovasi Saka Bakti Husada Kabupaten Lumajang diikuti oleh 25 tenaga promosi kesehatan selaku pengelola pramuka SBH sekaligus instruktur krida dan 50 anggota Dewan saka pangkalan puskesmas di Lumajang.
Kabid Sumber Daya Kesehatan Dinkes Lumajang Ria Cancerina sekaligus sebagai majelis pembimbing satuan karya Pramuka SBH Kwartir cabang Lumajang, menyampaikan, Kader SBH memang dituntut untuk selalu berinovasi, sehingga bisa menjawab tantangan zaman serta menghadapi kemajuan teknologi informasi diharapkan tidak hanya di gunakan untuk hal negatif tetapi bisa dimanfaatkan dengan kegiatan positif.
Irma Rokhmania selaku sekretaris pimsaka, yang menyampaikan, semua kader SBH diharapkan memahami Job Creation yang berpotensi menjadi bekal hidup melalui pemahaman ilmu kewirausahaan terkait krida dan kecakapan pada SBH. "Potensi pengembangan SBH sangat besar sekali, sekitar 548 anggota, 32 Pamong SBH, dan 150 instruktur pada 25 pangkalan dimana jumlah yang sangat besar dapat diperdayagunakan dalam penyebarluasan pemahaman hidup sehat,” jelasnya.
Pemateri kegiatan pemantapan inovasi Saka Bakti Husada Heny Setya Nuryanto juga tergabung dalam Lumajang Marketing community.
Di dalam presentasinya disambut antusias oleh para peserta,dengan memberikan berbagai ilmu dan cara agar para kader bisa memulai diri menjadi pengusaha, dicontohkan dari hal yang kecil dan bisa dilakukan tampa modal. “Yang penting niat untuk usaha, tanpa modal pasti bisa. Caranya mulai nanti segera identifikasi barang kebutuhan sehari-hari yang dipakai orang disekitar kita,” tuturnya.
Dengan demikian, itu menjadi modal yang bisa menjadi jalan untuk menjadi pengusaha. “Karena menjadi pengusaha hanya bersumber dari kemauan,” tutur Heny. Oleh karena itu, diharapkan seluruh kader nantinya bisa menjadi sosok pengusaha di masing-masing wilayahnya, para peserta bukan hanya sekedar diberikan materi saja, namun mereka juga langsung diajak untuk action langsung merencanakan inovasi kewirausahaan yang akan dilakukan dengan membuat rencana tindak lanjut untuk bersama nantinya menjadi komitmen usaha yang dilakukan dalam kegiatan selanjutnya.(Eko)
Pembaca
Posting Komentar