Jawapes Ponorogo - Polres Batu tengah mendalami isu terkait
puluhan warga Kabupaten Ponorogo yang mendadak hijrah ke Pondok Pesantren
(Ponpes) Miftahul Falahil Mubtadiin. Sebelumnya, puluhan warga bedol desa
karena mendapat bisikan atau doktrin tentang kiamat sudah dekat, Senin (18/3/2019)
Kapolres Batu, AKBP Budi Hermanto mengaku telah mengunjungi
Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin beberapa hari yang lalu. Kunjungan tersebut
dilakukan untuk meninjau aktivitas yang ada di dalam pondok.
Kami sudah melihat langsung lokasi ponpes, kalau kami lihat
masih layak sebagai pesantren. Tim kami masih mengambil keterangan dari
beberapa saksi,” katanya
Budi menjelaskan jemaah dan santri yang berada di ponpes itu
murni datang karena keinginan mereka sendiri. “Mereka juga merasa tidak
terpaksa melaksanakan ibadah di sini. Tergerak hati nurani untuk mendalami
ajaran Islam yang lebih khusyuk,” jelasnya.
Polisi juga telah meminta keterangan lebih lanjut kepada
Pengasuh Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin, Muhammad Romli. Dalam keterangan
Romli, fatwa kiamat sudah dekat yang dikabarkan sebelumnya tidak benar.
Romli menjelaskan berdasarkan hadis, jatuhnya meteor
merupakan salah satu dari 10 tanda-tanda kiamat. Masih dari hadis, meteor bakal
jatuh ke bumi tiga tahun sebelum kiamat terjadi.
Sedangkan disebutkan juga dalam hadis, bahwa tanda-tanda
kiamat yakni mulai mengeringnya Danau Tiberias di Israel. Berdasarkan informasi
BMKG dunia, Danau Tiberias diperkirakan kering total pada 2022.
“Untuk penyebar isu fatwa kiamat sudah dekat, masih akan
kami tindak lanjuti. Sudah teridentifikasi tapi masih kami dalami. Apakah yang
bersangkutan pernah sebagai jamaah santri atau hanya baru mendengar saja,”
pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, pihak Ponpes Miftahul Falahil
Mubtadiin menampik isu terkait puluhan warga Kabupaten Ponorogo yang mendadak
hijrah ke pondok nya setelah mendapat bisikan atau doktrin tentang kiamat sudah
dekat.
Ponpes yang berlokasi di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kasembon,
Kabupaten Malang, Jawa Timur, itu mengaku isu tersebut tidak benar dan telah
disebarkan oknum yang tidak bertanggungjawab di media sosial.
Pengasuh Ponpes Miftahul Falahil Mubtadiin, Muhammad Romli
mengatakan puluhan warga Ponorogo tersebut datang ke pondoknya untuk mengikuti
pengajian triwulan. Dalam islam bulan Rajab, Sya’ban dan Ramadhan.
“Bagi siapapun jamaah yang mengikuti program pengajian
triwulan harus membawa tiga kwintal beras atau gabah untuk persiapan makan
selama satu tahun,” katanya
(hamim/tim)View
Posting Komentar