Jawapes Probolinggo – Sebuah pertikaian yang melibatkan dua anggota keluarga di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, berakhir di meja polisi. Peristiwa ini bermula dari cekcok yang diduga dipicu perbedaan pandangan soal cara mengasuh anak.
Insiden terjadi pada Minggu malam di sebuah rumah di Gang Pelita RT 6 RW 6. Keributan yang terjadi menarik perhatian warga sekitar, setelah kedua pihak yang terlibat saling melaporkan kejadian tersebut ke Polres Probolinggo Kota.
Menurut Samsul, warga yang menyaksikan langsung kejadian itu, pertengkaran melibatkan seorang pria berinisial R yang merupakan paman dari G, keponakannya. “Awalnya cuma adu mulut soal cara mendidik anak. Tapi situasi memanas, sampai akhirnya terjadi pemukulan,” katanya kepada wartawan, Rabu (2/7).
Samsul memastikan kejadian tersebut bukan pengeroyokan. Ia bersama beberapa tetangga lainnya langsung datang untuk melerai sebelum keadaan memburuk. “Kami cepat datang, biar tidak makin kacau,” ujarnya.
Laporan pertama, lanjut Samsul, dibuat oleh ibu dari G yang berinisial A. Ia menganggap anaknya menjadi korban kekerasan. Di sisi lain, R juga melaporkan kejadian yang sama ke polisi dengan tuduhan bahwa dirinya lebih dulu diserang oleh G.
“Kami tahu mereka satu keluarga. Tapi karena keduanya merasa dirugikan, akhirnya sama-sama ambil jalur hukum,” tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasat Reskrim Polres Probolinggo Kota, Iptu Zaenal Arifin, membenarkan bahwa pihaknya telah menerima dua laporan terpisah dari kejadian yang sama. “Benar, satu laporan kami terima tanggal 30 Juni terkait dugaan kekerasan terhadap anak. Laporan kedua masuk 1 Juli mengenai dugaan penganiayaan,” jelasnya.
Menurut Zaenal, meskipun keduanya memiliki hubungan darah, penanganan kasus akan tetap berjalan sesuai prosedur hukum yang berlaku. “Kami akan klarifikasi kedua belah pihak. Semua akan diperiksa secara objektif,” tegasnya.
Menariknya, dalam kasus ini, pihak yang dilaporkan di pengaduan pertama justru menjadi pelapor di laporan kedua. “Situasinya unik, saling lapor. Jadi kami harus benar-benar menelusuri kronologinya,” ujar Iptu Zaenal.
Saat ini proses penyelidikan masih berlangsung. Warga sekitar berharap masalah tersebut bisa diselesaikan tanpa memperpanjang konflik. “Kami kasihan kalau ini sampai ke pengadilan. Namanya keluarga, kalau bisa ya damai,” tutup Samsul.(Id)
View
Posting Komentar