![]() |
Pemkab Situbondo mengikuti penilaian kinerja pencegahan dan percepatan penurunan stunting oleh Pemprov Jatim secara daring di ruang IR |
Jawapes, SITUBONDO - Pemerintah Provinsi Jawa Timur melakukan penilaian kinerja pencegahan dan percepatan penurunan stunting di kabupaten/kota Tahun 2025, salah satunya di Kabupaten Situbondo. Acara penilaian tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Situbondo Ulfiyah, jajaran Forkopimda, Plh Sekdakab Situbondo Yulianto, pimpinan OPD, camat, perwakilan kepala desa dan tamu undangan lainnya yang digelar secara zoom meeting, di Ruang Intellegence Room kantor Pemkab Situbondo, Selasa (10/6/2025).
Dalam kesempatan itu, Wakil Bupati Situbondo menjelaskan, hari ini dilakukan penilaian kinerja pencegahan dan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Situbondo oleh Pemprov Jatim, yaitu sebagai langkah untuk mengukur sejauh mana keseriusan pemerintah daerah dalam penanganan stunting. Berikutnya untuk kondisi prevalensi stunting di Kabupaten Situbondo berdasarkan hasil survei SSGI Tahun 2024 posisinya di angka 10,6 persen lebih rendah dari Provinsi Jawa-Timur di angka 14,7 persen. Tetapi dari hasil pengukuran e-PPBGM untuk capaian prevalensi stunting di Situbondo di angka 5,9 persen. Upaya dalam menenkan penurunan angka stunting di Situbondo dengan memberikan intervensi anggaran. Mulai dari Tahun 2023, 2024 hingga 2025 sudah ada penambahan anggaran terus menerus setiap tahunnya.
"Artinya terkait dengan penanganan stunting, kita betul-betul ingin angka stunting di Situbondo ini sama dengan Jawa-Timur adalah zero," ujarnya.
Masih Mbak Ulfi (sapaan akrab Wabup Situbondo) menerangkan, dari beberapa program prioritas pemerintah daerah, ada 2 intervensi. Pertama intervensi sensitif meliputi pengelolaan manajemen data terintegrasi, pemanfaatan pekarangan, program ramaikan, gemar makan ikan, penyediaan air minum yang aman, melakukan pembangunan jamban dan rumah tidak layak huni, lalu pemberian insentif kepada kader Posyandu, kader KB dan ketua RT. Kedua, intervensi spesifik meliputi program berantas yang langsung penanganannya, peningkatan gizi bagi ibu hamil dan balita.
"Kita diapresiasi karena memiliki rumah pemulihan gizi (RPG). Dimana RPG ini adalah satu-satunya yang dimiliki Jawa Timur. Harapan tadi sarannya ada penambahan (RPG). Selanjutnya, kita juga punya inovasi sibesti yang bisa diakses oleh semua masyarakat terkait perkembangan stunting di Situbondo," jelasnya.
Lebih lanjut wabup menyampaikan, dalam penanganan stunting di Situbondo, ada kolaborasi dari masing-masing OPD. Antaranya ada Dispertangan, Dinas Kesehatan dan DP3APPKB telah melakukan korelasi. Pada bulan ini pemerintah daerah akan melakukan penilaian kepada TPPS di tingkat kecamatan dan desa. (Fin)
View
Posting Komentar