![]() |
Dok: TKP korban Laka Tunggal |
Jawapes Surabaya,- kembali berduka. Sebuah kecelakaan tragis terjadi di Jl. Sukomanunggal Indah IV pada Sabtu dini hari (25/1/2025), merenggut nyawa seorang pengendara motor dan menyebabkan luka berat pada penumpangnya. Kejadian ini bukan sekadar angka dalam statistik kecelakaan, tetapi juga pengingat keras tentang bahaya berkendara dengan kecepatan tinggi.
Menurut saksi mata, sepeda motor yang dikendarai Muhammad Dito Alviansyah (20) melaju dengan kecepatan tinggi sebelum akhirnya kehilangan kendali. Dalam hitungan detik, kendali yang seharusnya ada di tangan pengendara berubah menjadi malapetaka. Dito terlempar ke trotoar dan meninggal di tempat, sementara temannya, Mohammad Fahmi (21), mengalami luka berat.
Berkendara di malam hari memang menggoda untuk melaju lebih cepat. Jalanan lengang, minim hambatan, dan adrenalin yang terpacu sering kali membuat pengendara lupa bahwa risiko tetap mengintai. Sayangnya, kecelakaan seperti ini bukan kejadian pertama di Surabaya. Kecepatan yang tak terkendali sering kali menjadi penyebab utama insiden fatal di jalan raya.
Berdasarkan data Korlantas Polri, lebih dari 70% kecelakaan di Indonesia disebabkan oleh faktor manusia, dengan kecepatan tinggi sebagai salah satu penyebab dominannya. Ini bukan hanya angka di atas kertas, tetapi realitas yang harus kita hadapi.
Kita sering kali melihat kampanye keselamatan berlalu lintas, pemasangan rambu-rambu kecepatan, hingga razia polisi. Namun, apakah itu cukup? Ataukah kesadaran harus datang dari diri sendiri?
Kecelakaan di Sukomanunggal ini bukan yang pertama, dan jika kesadaran tidak meningkat, bukan yang terakhir. Setiap pengendara punya pilihan: apakah ingin sampai tujuan dengan selamat atau mengambil risiko yang bisa berakhir tragis?
Kita tidak bisa mengubah kejadian yang sudah terjadi, tetapi kita bisa belajar darinya. Jalanan bukan arena balap, dan nyawa kita terlalu berharga untuk dipertaruhkan.
Jangan sampai kesadaran datang terlambat—ketika semuanya sudah terjadi dan kita hanya bisa menyesali.
(Rd82)
Pembaca
Posting Komentar