Tampilkan Teatrikal Candi Pari, Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo Ikuti Shining Jayandaru

Teatrikal Candi Pari oleh Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo (foto by Tyaz)

Jawapes, SIDOARJO - Dalam rangka menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke 79, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menggelar karnaval 'Shining Jayandaru' yang digelar didepan Monumen Jayandaru, Alun-Alun Sidoarjo, Minggu (18/8/2024), diikuti Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Salah satunya Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo.


Plt Kabag Umum DPRD Kabupaten Sidoarjo, Sri Sugiarti, S.Pd menyampaikan bahwa untuk turut menyemarakkan HUT Kemerdekaan RI ke 79, pegawai Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo ikut berpartisipasi dalam acara karnaval Shining Jayandaru. 


"Kami membuat teatrikal dengan tema Candi Pari. Kenapa Candi Pari? Agar masyarakat mengetahui sejarah/cerita adanya Candi Pari dan kedepan menjadi salah satu destinasi wisata Kabupaten Sidoarjo," ucap Sri yang juga koordinator Shining Jayandaru mewakili sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo.


Dalam hal ini, kami juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan dari Sekwan Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo, Hari Sucahyono, S.H., M.Si. hingga keikutsertaannya berjalan sesuai yang diharapkan.


Sementara itu, Jaka Siswanto selaku pelatih drama musikal menyatakan bahwa di tahun 2024 ini, Sekretariat DPRD Kabupaten Sidoarjo mengisi lakon Candi Pari di acara Shining Jayandaru.


Kisah Candi Pari ini asalnya ada seorang Kyai Gede Pananggungan yang sakti mandraguna mempunyai seorang putri yang cantik bernama Dewi Walang Angin. Kala itu muncul seorang pengembara bernama Jaka Padelegan yang ingin berguru kepada kyai tersebut, kisahnya.


"Namun kyai ini mau menjadi guru si pengembara, dengan satu syarat harus menikahi putrinya terlebih dahulu," cerita Jaka.


Lebih lanjut Jaka mengatakan, akhirnya Jaka Padelegan dan putri Dewi Walang Angin pun saling menyukai dan menikah. "Kyai itupun berbicara kepada si pengembara, tanamlah padi dengan sempurna dan hasilnya bagilah ke masyarakat," katanya.


Namun kedua pasangan tersebut lama-lama tidak menjalankan pesan kyai. Banyaknya masyarakat yang kelaparan dan minta tolong namun tidak digubris oleh keduanya. Jadi amanah kyai tidak mereka jalankan, terang Jaka menceritakan kisah Candi Pari.


"Akhirnya kyai turun gunung dan murka melihat kelakuan si pengembara dan Dewi Walang Angin. Dikutuklah keduanya yang berubah wujud menjadi Candi Pari. Itulah asal mula cerita Candi Pari yang berada di Porong, Sidoarjo," cerita Jaka. (Tyaz)

Baca Juga

View

Post a Comment

أحدث أقدم

Rizal Diansyah, ST

Pimpred Media Jawapes. WA: 0818306669

Countact Pengaduan