 |
| Foto bersama Cawabup dan Bacawabup Sidoarjo |
Jawapes, SIDOARJO - 'Mencari dan Memilih Calon Pemimpin Sidoarjo 2024' merupakan tema dari dialog publik RPS jilid III yang digelar di Kedai Bu Atik, Minggu (22/6/2024). Kali ini menampilkan dua Bacawabup H. Haris dan Bacabup Cak Sholeh yang merupakan seorang pengacara dan satu Bacawabup Kusumo Adi Nugroho serta Baihaqi Siraj dari lembaga survei ARCI dan Nanang Haromain (alumnus UGM) selaku moderator.
Diawali sambutan Ketua WAG RPS, Sujani, S.Sos menyampaikan bahwa sebelum perhelatan Pilkada pada 27 Nopember 2024 mendatang, Ruang Publik Sidoarjo (RPS) menggelar dialog publik RPS. "Kali ini menampilkan Bacabup H. Haris dan Cak Sholeh serta Bacawabup Kusumo Adi Nugroho, juga dari Lembaga Survei ARCI Baihaqi Siraj," ujarnya.
Tujuannya untuk mengetahui visi misi para Bacabup dan Bacawabup sehingga nantinya masyarakat dapat menilai, layak atau tidak layakkah mereka jika benar terpilih menjadi wakil pemimpin di Kabupaten Sidoarjo ini, ungkap Sujani, S.Sos.
"Acara seperti ini sangat penting untuk menjembatani komunikasi antara pemerintah dan masyarakat. Semoga apa yang disampaikan bisa benar-benar diwujudkan. Disamping itu, dialog Ruang Publik Sidoarjo ini menjadi bukti nyata bahwa sinergi antara calon pemimpin, dan masyarakat adalah kunci utama dalam membangun daerah yang lebih maju dan sejahtera," tambahnya.
Dalam sekilas paparannya, H. Haris menyampaikan pentingnya pembangunan berkesinambungan dari pemerintahan yang dahulu dengan pemerintahan yang baru agar bisa melanjutkan program pemerintahan sebelumnya. Haris juga menekankan perlunya kerjasama antara pemerintah dan sektor swasta untuk memajukan ekonomi daerah.
Bacawabup dari PAN H. Haris menekankan pentingnya pembangunan SDM melalui pendidikan dan kesehatan. “Untuk mencapai SDM Sidoarjo yang unggul maka kualitas pendidikan harus Go Internasional sehingga bisa bersaing dengan daerah lain bahkan dunia,” katanya.
Sementara M. Sholeh yang juga seorang pengacara ini, mengapresiasi dialog publik yang digelar RPS dalam rangka mengenal sosok calon pemimpin masa depan.
"Jika calon pemimpin tidak langsung berinteraktif atau berdialog dengan masyarakat, bagaimana bisa dikenal. Karena dengan secara langsung berhadapan dengan masyarakat akan dapat memilah, mana calon yang pantas untuk dipilih agar nantinya menjadi pemimpin terbaik," ujarnya.
Selain itu, Bacabup PDIP M Sholeh, menyoroti sektor pendidikan dan kesehatan. Menurutnya, kedua sektor ini sangat krusial untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Sidoarjo. “Kita harus memastikan bahwa setiap anak mendapatkan akses pendidikan yang layak dan fasilitas kesehatan yang memadai. Ini adalah investasi jangka panjang untuk masa depan Sidoarjo,” katanya.
Sedangkan Bacawabup dari PDI Perjuangan, Kusumo Adi Nugroho mengatakan bahwa visi misinya mencalonkan diri menjadi bacawabup kemungkinan sama dengan yang lain, sama menunggu rekom dari partai. "Namun sudah disampaikan bahwa akan memberikan takeland Sidoarjo Ceria, dimana takeland sudah menyangkut visi misi. Dari situ akan ada step awal hingga 100 hari kerja kedepan, jadi sudah ada perencanaan yang matang," ujarnya.
Terkait budaya, Nucky panggilan akrab Kusumo Adi Nugroho menambahkan bahwa secara kebetulan, kami terlibat dalam paguyuban Dalang Anom Suroto. "Sehingga nantinya budaya Jawa harus tetap dilestarikan," tuturnya.
Lembaga Survei ARCI, Baihaqi Siraj menyoroti trend PKB yang turun. Bagaimana tidak? Di tahun 2020, saat terpilihnya pasangan Gus Muhdlor dan Subandi itu hampir saja kalah dengan pasangan Bambang Haryo Sukartono dan Taufiqulbar. "PKB saat itu menang tipis di angka 39,8 persen dan Gerindra 38,8 persen," tandasnya.
Jadi di tahun ini, PKB harus benar-benar teliti dan jeli dalam memberikan rekom kepada para calon pemimpinnya yang ikut Pilkada 2024. Karena bisa saja dimenangkan partai lain. Strategi pemberian rekom harus tepat sasaran, karena 20 tahun kepemimpinan PKB di Sidoarjo bisa saja lepas, terangnya.
(Tyaz)
View
إرسال تعليق