Rumah orang tua/keluarga Alm. Oki Kristodiawan, korban meninggal di sel tahanan.
Kini raut wajah dan gerakan tubuh Oki hanya sebagai cerita dalam balutan kenangan, pergi selamanya tak akan mungkin kembali. Keluarga merubah sapaan yang dulu di panggil Oki, sekarang dan selamanya memiliki sebutan sebagai Almarhum Oki Kristodiawan.
Dari cerita dibalik kematiannya Oki, atas nama keluarga, Purwoko berkeluh, Senin malam (10/07/2023) dan menyampaikan, bahwa menjalani serta merasakan malam yang berat layaknya hari penghitungan atau hizab.
"Pukul 17.45 Wib Alm. Oki kelahiran Banyumas 1996 ini, pada suatu tempat seolah menjalani hari penghitungan/hizab dunia dimulai pada Rabu malam (17/5). Hal perintah sesat atas pemikiran para pelaku menjadikan dugaan penghakiman hidup berikutnya dari manusia. Bertepatan dengan hari kenaikan Isa Al-Masih, Kamis (18//05) Pukul 17.52 Wib jelang Shalat Magrib dengan disaksikan dua baris Shaft jamaah, Oki tidak berdaya, tidak menghindar, tidak bergerak, apalagi melawan didalam sel tahanan," rintihnya.
Purwoko mengungkapkan, usai merauk penghakiman hidup, Oki menerima dengan terlihat pasrah tidak tersuplai kekuatan apapun. Hingga di 15 hari kemudian, hembusan nafas terakhir dari rongga-rongga Oki terputus dengan dunia tanpa ada untaian, tuntunan doa-doa penghantar dari keluarga seperti halnya umat berserah kepada Tuhan nya.
"Ayah, adik, kakak, Pak dan Bu lik serta nenek yang membesarkannya merasa terenggut karena tak satupun mendampingi Alm Oki saat-saat terakhirnya," ungkap Purwoko.
Tanggal 2 Juni 2023 sebagai momen kesedihan dan kepiluan yang mendalam bagi keluarga Alm. Oki, Oki Kristodiawan dijemput sang Kholik sebagai anak piatu yang semoga dipertemukan dengan ibu kandungnya di surga.
Purwoko mengingatkan, bahwa sel tahanan dunia atas kematian Oki akan menjadikan cerita dan saksi pada penyiksaan, penganiayaan bagi para pelakunya secara keji merupakan azab bagi eksekusi alam. Nurani buta, pikiran tersumbat para pelaku akan diterangi oleh doa-doa bercahaya hingga turun tangan Allah bisa menunjuk dan membuka kebohongan yang ditutupi. Gelisah atas kebohongan dalam kehidupannya tidak akan mengelupas dari noda perbuatannya hingga akhir hayat, terkecuali mengakui akan perbuatannya dan itupun noda masih membekas, imbuhnya kepada awak media.
Berharap peristiwa seperti yang dialami Alm. Oki atas dugaan kematiannya tidak terulang bahkan jangan sampai terjadi di tanah Banyumas pada khususnya.(Cpt)
Pembaca
Posting Komentar