Terapkan Protokol Kesehatan, Yayasan Madya Jenggala Nusantara Gelar Wayang Kulit untuk Peringati 1 Muharam 1442 H

Jawapes Sidoarjo - Rasa syukur atas keberkahan dan rejeki yang melimpah dari yang membuat kehidupan jagad raya ini, sepatutnya rasa terimakasih harus dirayakan walau sederhana. Namun bagi yang mempunyai rejeki berlebih, dapat mengungkapkan rasa syukur dengan berbagai cara. Seperti yang dilakukan Yayasan Madya Jenggala Nusantara ini. Bertepatan dengan 1 Muharram/ 1 Suro 1442 H Tahun 2020, dimana Yayasan Madya Jenggala Nusantara menggelar wayang kulit dengan lakon 'Semar Mbangun Khayangan' yang dimainkan oleh Dalang Ki Yohan Susilo dari Krembung di wilayah Dusun Jodogan Desa Grabagan, Tulangan dengan menerapkan protokol kesehatan, Jumat (21/8/2020).

Hadir dalam kegiatan tersebut, Penasehat Yayasan Madya Jenggala Nusantara, Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si, para lintas agama yang masing-masing diwakili Tokoh hindhu Ketua PHDI Kabupaten Sidoarjo, I Gede Diun Artana, Tokoh Katholik, Romo Yusy Qwensi, Tokoh Kristen, Pendeta Yoses, dari Konghuciu, Romo Liem Tiong, perwakilan Agama Budha, Bikhu Winata Dhamma Dwipa, dan Ketua Penghayat Majelis Luhur, Romo Naen Suryono serta Dirut PT. Inter Mitra Sejati, Dra. Hj. Rahmawati selaku sponsor, Muspika Kecamatan Tulangan.

Sebelum acara puncak, pada tanggal 19 Agustus 2020 dilakukan jamasan (siraman rohani maupun jasmani terhadap masyarakat dan anggota), lalu dilanjutkan upacara pelestarian pusaka leluhur. Sedangkan pada 20 Agustus 2020 ada khataman Qur'an bagi yang beragama Islam di sekretariat Madya Jenggala Nusantara.

Awal peringatan yaitu dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Bagimu Negeri, Indonesia Merdeka yang diikuti seluruh tamu undangan dan warga masyarakat yang hadir dengan penuh khidmat.

Kemudian sambutan pun diawali oleh Penasehat Yayasan Madya Jenggala Nusantara, Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si yang menyampaikan bahwa pagelaran wayang kulit dengan lakon Semar Mbangun Kahyangan ini sangat cocok dengan situasi negeri saat ini yang tengah dilanda pandemi covid-19. Semar Mbangun Kahyangan ini artinya menata hati, jangan sampai berprasangka buruk terhadap orang lain, jagalah hati dengan sebaik-baiknya supaya tidak sakit dan tetap selalu sehat.

"Saya berpesan agar Kita selalu menjaga kesehatan, tapi dalam artian bukan hanya secara fisik saja namun juga menjaga hati supaya tetap dapat meminimalisir apapun yang akan menjangkit tubuh. Orang rapuh lantaran pikiran yang lemah, akhirnya penyakit akan cepat datang tetapi jika pikiran sehat maka Insya Allah akan sehat juga," pesan Prof. Dr. KH. Ali Maschan Moesa, M.Si.

Sementara, para lintas agama pun juga menyampaikan sambutannya, diantaranya dari Tokoh Katholik, Romo Yusy Qwensi menyampaikan rasa terima kasih atas pagelaran yang diselenggarakan oleh Yayasan Madya Jenggala Nusantara.

"Kami juga bersyukur karena dapat merayakan HUT RI ke 75 dengan tema Indonesia Maju, dimana kita akan melihat kedepan, bahwa Indonesia akan semakin maju," ucapnya.

Sementara menurut Tokoh Hindu Ketua PHDI Kabupaten Sidoarjo, I Gede Diun Artana, juga menambahkan bahwa kegiatan seperti ini kurang lebihnya sama di dalam Agama Hindu yakni Kaor Agung yang pada intinya tujuannya untuk membersihkan alam semesta dan untuk mengembalikan keharmonisan dunia beserta isinya. "Mudah-mudahan bermakna bagi lingkungan dan masyarakat secara luas. Ini juga merupakan bukti nyata bahwa berkeyakinan lain juga dapat diterima disini untuk merajut kebersamaan, utamanya di Kabupaten Sidoarjo, dimana Kami juga tergabung dalam FKUB yang mana tingkat toleransinya juga sangat baik," ujarnya.

Sedangkan, dari Ketua Penghayat Majelis Luhur, Romo Naen Suryono juga menyampaikan bahwa pelaksanaan ruwat agung 1 Muharam/ 1 Suro ini mudah-mudahan membawa hikmah bagi semuanya untuk menjadi manusia yang ingat dan waspada. "Semoga perayaan ini membawa hikmah positif bagi semua sesuai dengan moto "Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menjunjung tinggi dan budayanya sendiri, dengan seni dan budaya, Kita wujudkan menuju nusantara, gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertho rahardjo," tuturnya.

Sebelum acara gunungan dan tumpengan, serta penyerahan wayang kulit dari Ketua Madya Jenggala Nusantara, Romo Bagus Aryana kepada Dalang Ki Yohan Susilo, doa keselamatan juga diucapkan oleh RM Damarjati selaku anak dari Romo Bagus Aryana yang intinya menyampaikan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar melindungi bangsa Indonesia serta masyarakatnya supaya terhindar dari segala bahaya maupun bencana yang ada di bumi ini.

Disela kesibukannya, Ketua Madya Jenggala Nusantara, Romo Bagus Aryana juga sempat mengatakan kepada wartawan Jawapes, bahwa acara ruwatan agung yang bertepatan dengan 1 Muharam atau 1 Suro 1442 H ini digelar bertujuan untuk meruwat seluruh elemen Nusantara, apalagi didalam situasi seperti saat ini, dimana seluruh bumi sedang dilanda virus corona yang tidak berwujud. 

"Alhamdulillah, anggota Yayasan Madya Jenggala Nusantara semuanya sehat dan dapat beraktifitas dengan normal. Dan acara ruwatan ini terselenggara dengan menerapkan protokol kesehatan, semua yang hadir diwajibkan memakai masker dan mencuci tangan yang tersedia di depan pintu masuk, serta tidak berkerumun," tandasnya.(tyaz)
Baca Juga

View

Post a Comment

أحدث أقدم

Rizal Diansyah, ST

Pimpred Media Jawapes. WA: 0818306669

Countact Pengaduan