Jawapes Situbondo - Seperti dikisahkan Toyani (60), janda tua tersebut tinggal bersama kedua cucu. Untuk menopang hidupnya sekeluarga dari hasil berjualan bubur tiap harinya. Penghasilan diperoleh perhari tidak pasti. Dapat Rp 20 ribu terkadang kurang, karena masih ada sisa. Pendapatan sebesar itu dirasa tak mencukupi kebutuhan. Selain untuk bertahan hidup sekeluarganya, dia juga harus membiayai (uang jajan sekolah) cucu-cucunya yang terkadang dibantu tetangga warga Desa Kayuputih, Kecamatan Panji.
Pantauan awak media bersama rekan saat di lokasi, kondisi rumah Toyani melengkapi kisah kehidupan janda tua yang sangat memprihatinkan tersebut, Kamis (8/8/2019).
"Suami sudah meninggal dan saya tinggal bersama cucu.Tiap harinya saya berjualan bubur. Terkadang saya bingung cari pinjaman ke tetangga untuk membeli beras. Hasil berjualan bubur hanya 20 ribu kadang tidak sampai. Rumah saya seperti ini keadaannya nak. Jika turun hujan bocor dan banjir dalam rumah," cerita Toyani, terisak menahan tangis.
Lebih lanjut janda tua tersebut mengakui mendapatkan bantuan PKH yang diterima tiap 3 bulan selama ini (3 bulan sekali dapat Rp 600 ribu) dan jatah beras. Namun ironisnya Pemerintah Desa setempat kurang memperhatikan kondisi rumah yang ditempati. Seperti disampaikan Toyani, memang sebelumnya ada petugas datang mengecek keadaannya dan difoto. Tetapi bantuan yang diterima hanya PKH dan beras.
"Kata para tetangga jika menerima bantuan rehab rumah "mon tak mare sakale jek endek" (kalau tidak sampai selesai jangan mau). Kamu mau dapat biaya dari mana?," ujarnya.
Apa yang dikatakan Toyani bukan isapan jempol. Karena tetangga yang menemani duduk disamping ikut menimpali dengan bercerita pengalamannya ketika dapat bantuan rehab rumah. Mulyadi tetangga lainnya menjelaskan masih ada selain toyani yang juga layak menerima bantuan dan selama ini hanya menerima PKH.
Sementara itu Kepala Desa Kayuputih Suriji saat dikonfirmasi via seluler menjelaskan bahwa tanah yang ditempati Toyani bukan hak milik pribadi, jadi pihak pemerintah desa tidak berani merenovasi kelayakan rumah tersebut melalui program RTLH.
"Kami tidak berani Pak, tanah yang di tempati bukan hak miliknya. Seandainya tanah milik pribadi maka sudah tahun kemarin kami renovasi. Dan apa yang dikerjakan menyesuaikan dengan anggaran yang ada," jelas kepala desa setempat.(Tim/Red) bersambung....
View
Pantauan awak media bersama rekan saat di lokasi, kondisi rumah Toyani melengkapi kisah kehidupan janda tua yang sangat memprihatinkan tersebut, Kamis (8/8/2019).
"Suami sudah meninggal dan saya tinggal bersama cucu.Tiap harinya saya berjualan bubur. Terkadang saya bingung cari pinjaman ke tetangga untuk membeli beras. Hasil berjualan bubur hanya 20 ribu kadang tidak sampai. Rumah saya seperti ini keadaannya nak. Jika turun hujan bocor dan banjir dalam rumah," cerita Toyani, terisak menahan tangis.
Lebih lanjut janda tua tersebut mengakui mendapatkan bantuan PKH yang diterima tiap 3 bulan selama ini (3 bulan sekali dapat Rp 600 ribu) dan jatah beras. Namun ironisnya Pemerintah Desa setempat kurang memperhatikan kondisi rumah yang ditempati. Seperti disampaikan Toyani, memang sebelumnya ada petugas datang mengecek keadaannya dan difoto. Tetapi bantuan yang diterima hanya PKH dan beras.
"Kata para tetangga jika menerima bantuan rehab rumah "mon tak mare sakale jek endek" (kalau tidak sampai selesai jangan mau). Kamu mau dapat biaya dari mana?," ujarnya.
Apa yang dikatakan Toyani bukan isapan jempol. Karena tetangga yang menemani duduk disamping ikut menimpali dengan bercerita pengalamannya ketika dapat bantuan rehab rumah. Mulyadi tetangga lainnya menjelaskan masih ada selain toyani yang juga layak menerima bantuan dan selama ini hanya menerima PKH.
Sementara itu Kepala Desa Kayuputih Suriji saat dikonfirmasi via seluler menjelaskan bahwa tanah yang ditempati Toyani bukan hak milik pribadi, jadi pihak pemerintah desa tidak berani merenovasi kelayakan rumah tersebut melalui program RTLH.
"Kami tidak berani Pak, tanah yang di tempati bukan hak miliknya. Seandainya tanah milik pribadi maka sudah tahun kemarin kami renovasi. Dan apa yang dikerjakan menyesuaikan dengan anggaran yang ada," jelas kepala desa setempat.(Tim/Red) bersambung....
View
Posting Komentar
Hi Please, Do not Spam in Comments