Adanya Pengaduan Masyarakat, Komisi III DPRD Kabupaten Situbondo Kunjungi Pengelolaan Limbah di PG Asembagus

Komisi III DPRD Situbondo saat meninjau kondisi pengelolaan limbah PG Asembagus

 

Jawapes, SITUBONDO - Menjalankan tugas pengawasan, Komisi III DPRD Kabupaten Situbondo melaksanakan kunjungan monitoring sekaligus peninjauan pengelolaan limbah PG Asembagus, Desa Trigonco, Kecamatan Asembagus, Rabu (15/9/2021)


Ketua Komisi III DPRD Situbondo, H. Bashori Shanhaji mengatakan kunjungan yang dilakukan adalah menindak-lanjuti pengaduan masyarakat yang disampaikan secara langsung dan tembusan surat yang diterima. Intinya yang terkait dengan tupoksi komisi 3, yaitu persoalan pengelolaan limbah yang berdampak pada lingkungan hidup. Saat itu yang dipermasalahkan atau diungkap ada 3 yaitu polusi debu, tolato dan menimbulkan bau limbah.                 


"Berdasar data yang diperoleh dari PTPN XI, sebenarnya sudah standart. Realitanya sampai saat ini management PG Asembagus tidak bisa berbuat banyak, karena revitalisasinya sejak tahun 2018 ada pada KSO dan masih di bawah tanggung jawabnya. Permasalahannya pihak KSO tidak ada tenaga sehingga menggunakan tenaga PG," terangnya.


Lebih lanjut, Pihak Komisi III DPRD Situbondo sempat mempertanyakan KSO sampai kapan, namun tidak ada kejelasan. Akhirnya kami memberikan saran agar memperkuat apa yang sempat disampaikan bahwa KSO supaya ditinjau ulang dan bahkan segera diputus kontraknya walaupun penanganannya oleh PTPN.


“Rupanya ada jawaban berupa saran dari kementerian walaupun sampai putus kontrak, jangan sampai ke ranah hukum karena sama-sama dari BUMN. Untuk itu kita menyarankan agar membawa masalah ini melalui DPR RI, karena semua pihak akan dipanggil dan pasti ada keputusan,"jelasnya.


Agar mesin penggilingan optimal dan tidak menimbulkan polusi debu, bau limbah dan tolato, yaitu ada beberapa cara yang sudah disarankan oleh DLH. Seperti harus dibuatkan kolam untuk debu, lalu  ada penambahan hanggar atau gudang besar untuk penyimpanan ampas.


"Dulu ampasnya kasar jadi mudah dipacking, namun saat ini ampasnya halus karena teknloginya berubah. Itu yang dipakai ulang untuk bahan bakar, kalau kondisinya basah tidak bisa dipakai karena harus semi dijemur. Jadi masalahnya kalau ada angin pasti berterbangan kemana-mana apabila terkena mata jadi perih,"katanya. (Tim)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama