Kades Sanan Merasa Gerah Atas Pemberitaan Hoax Salah Satu Media Online

Awak media Jawapes saat konfirmasi langsung kepada Kades terkait pemberitaan salah satu media online SN

Jawapes Nganjuk – Dalam membuat suatu pemberitaan seorang wartawan haruslah mengedepankan etika jurnalis sehingga layak dikonsumsi atau dibaca banyak kalangan publik serta berimbang.


Berawal dari pemberitaan yang dirilis salah satu media online (SN) terkait penjualan pohon trembesi yang disinyalir uang hasil penjualan dinikmati oknum Kades. Bahkan media online ini juga mencatut salah satu lembaga dan media yang menurut dugaan media SN membackup pemerintahan Desa Sanan.


Dalam hal ini wartawan Jawapes mencari informasi terkait kronologi dan fakta kebenaran pemberitaan dari media SN yang telah dirilis. Setelah bertemu dengan Kepala Desa Sanan (Sadiko) pada tanggal 17/07/2021 di rumahnya mendapatkan keluhan serta penjelasan terkait penjualan pohon trembesi tersebut. 


“Saya merasa gerah atas pemberitaan yang dilakukan wartawan (NH) dari media online (SN) karena semua itu tidak benar (Hoax),”tegas Sandiko.


Lebih lanjut Sadiko menambahkan bahwa dia dituduh media SN menikmati hasil penjualan pohon trembesi itu untuk bancakan dan kepentingan pribadi Kades.


“Saya akui pohon itu laku 20juta dan semua tahu, bukan 50juta yang ditulis wartawan NH (inisial) itu mas. Uang hasil penjualan saya perintahkan modin sesuai wewenangnya untuk digunakan kembali perbaiki makam dan sertifikat tanah kas desa. Biar lebih jelas dan terbuka mumpung ada Pak Babinkamtibmas (Samsul) saya suruh sini saja Pak Modin,”tambahnya. 


Selang beberapa saat Modin datang dan menjelaskan kronologinya dari awal dihadapan Pak Kades, Samsul, Ikhwan (Ketua KSM Pace LSM GMBI Distrik Nganjuk) sambil marah minta dipertemukan wartawan NH, karena telah membuat berita tidak benar dan tidak pernah klarifikasi padanya. 


“Nilai jual beli pohon trembesi itu 20juta dan itu sudah saya sampaikan secara terbuka semua. Pak Kades gak pegang uang itu yang penting sudah tahu laku 20juta dan uang disuruh dipergunakan kembali untuk perbaikan makam,”tegasnya.


Modin menambahkan bahwa, “Pada saat transaksi saya sama makelar (Madi) dihadapkan langsung dengan pembeli kalau tidak salah dari Situbondo deal 20juta. Siapa yang bilang 50juta itu tidak benar mas, masa pohon trembesi laku 50juta hoax itu. Terkait antara makelar dengan pembeli bukan urusan desa yang penting 20juta bersih dan sudah saya sampaikan ke Pak Kades,”tambahnya. 


Setelah mendapatkan penjelas dari Modin Kepala Desa akan menjadwalkan pertemuan di Kantor desa agar tidak berlarut larut begitu juga wartawan NH akan diundang sekalian. (Hary)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama