Bersyukur, Pembangunan SLB Tunas Kasih Akan Terwujud


Lokasi SLB Tunas Kasih yang sudah rata dengan tanah (inzet) Pendiri dan Kepala Sekolah



Jawapes Surabaya - Awal pekan ini menjadi tahun ajaran baru bagi dunia pendidikan di Indonesia, khususnya dari sekolah dasar hingga menengah atas. Meski begitu, tahun ajaran baru kali ini terasa berbeda. Para siswa kembali ke sekolah, namun tidak menghadiri pelajaran secara fisik di gedung sekolah.

Pandemi COVID-19 yang menyerang dunia, tak terkecuali di Indonesia, membuat pemerintah menyikapinya dengan imbauan kegiatan belajar dilakukan di rumah masing-masing. Pembelajaran online menjadi pilihan.

Situasi ini memiliki plus minus. Dari sisi minus, para siswa merasa kurang bergairah karena tidak hadir di ruang kelas sekolah, berinteraksi dengan teman-teman serta guru baru mereka secara langsung.


Para Pendidik SLB Tunas Kasih


Seperti sewaktu awak media mengunjungi SLB Tunas Kasih bagi anak yang berkebutuhan khusus di jalan Menganti Jeruk Gg 4 no: 12A Kelurahan Jeruk kecamatan Lakarsantri Surabaya. (27/05/2021)

Hingga di tahun 2021 ini meskipun perjalanannya tertati tati masih tetap bertahan. Namun tekad yang sudah bulat untuk mengabdi demi pendidikan ABK membuat mereka tidak gentar dengan kesulitan yang dihadapi. Mereka tetap menjalani dengan penuh kesabaran dan ketekunan.




Pendiri SLB ibu Krismijantin di dampingi kepala sekolah Woro widayanti S.Pd. Menuturkan "meskipun tertati -tati kami harus tetap bertahan, demi anak anak kami. Ketika kita melakukan pengabdihan pelayanan terhadap sesama, maka akan membuat hidup kita juga lebih berarti", tutur ibu Krismijanti (SGPLB) lulusan tahun 1982.


Menjadi guru SLB haruslah memiliki kesabaran yang cukup tinggi. Jerih payah itu rasanya tidak sebanding dengan honor yang diterima para gurunya. "Cinta adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan kita. Apapun yang akan kita lakukan dalam hidup kepada sesama, sebaiknya didasari akan cinta kasih. Saya sendiri tak menduga kalau harus mengajar mengabdi disini, mungkin ini kehendak Allah", kata ibu Woro Widayanti.


Pendiri dan Kepala Sekolah Ibu Krismijatin (Konsultan) dan Woro Widayanti., S.Pd
.

Menurut dia, meski memiliki kekurangan, setiap anak berhak memperoleh pendidikan yang layak. Meski harus door to door dari rumah anak berkebutuhan khusus. Sampai pihak yayasan mengambil kebijakan seluruh murid bebas dari beban biaya sekolah. Begitu pun tidak serta merta para wali murid mau menyekolahkan anaknya.




Kini mereka tetap memperjuangkan hak-hak anak berkebutuhan khusus dengan segala jerih payah yang bisa mereka upayakan. Sungguh perjuangan yang luar biasa.

" kami bekerja secara maksimal, Tanpa Pamrih, Bekerja secara ikhlas. Persoalan nanti apakah masyarakat masih mempercayai saya atau tidak. Itu kembali pada mereka dan saya akan terus mengabdi ", imbuh ibu Krismijatin mengakhiri pembicaraan.

Ketika kita berhenti berjalan maka kita sudah mengakhiri juga perjalanan kita di bumi ini. Terus berjalan dan melangkah adalah kunci dari hidup kita yang sebenarnya.

"Terima kasih ya Tuhan engkau sudah menjawab doaku, lewat ketua Yayasan engkau akan mewujudkan tempat yg layak buat mendidik ABK ,yg bernaung di SLB TUNAS KASIH. Sedang sekolah ini berdiri karena keinginan melayani ABK yg kondisi ekonomi menengah kebawah. Oleh karena itu saya menghimbau kpd sdrku yg tergerak membantu pelayanan saya Monggo kita berjalan bersama untuk kembali mendirikan gedung yg layak buat ABK , saya pribadi tdk punya apa2 yg memiliki hanya Tuhan dan senjata sy hanya doa. Ternyata sampai saat ini sdh berjln 13 thn, sy sangat bertrmksh pada sdr dan teman yg sejln dgn sy untuk membagi berkat pada sesama mksh Tuhan berkati." Ungkapan rasa syukur Krismidjatin

Harapan pengurus ada bantuan dari pihak pemerintah dan para donatur untuk bisa menunjang kebutuhan dan kelangsungan Yayasan SLB Tunas Kasih. ( CP. 081217670077 - 081252392082 ). (CSAN)

Pembaca

Post a Comment

أحدث أقدم