Presma Bem Unesa : Penting Bekal Awal Mahasiswa Agar Tak Terpapar Paham Radikal


Jawapes, SURABAYA
- Tak sedikit kasus mahasiswa di Indonesia yang terpapar paham radikalisme, hal tersebut menurut Ahmad Yusuf Al Khakim Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Surabaya (UNESA) memang disebabkan banyak faktor. Namun setidaknya ada tiga faktor utama, yang pertama adalah kurangnya pengawasan orang tua, kedua masih minimnya budaya literasi, dan yang ketiga lingkungan atau pergaulan yang salah. 


Oleh karena itu sangat penting menurut Yusuf agar para mahasiswa memperbanyak wawasan melalui berbagai sumber baik buku ataupun rujukan orang / tokoh sehingga tidak sempit dalam wawasan berpikir. Para mahasiswa juga mesti meningkatkan budaya literasi semisal mengasah tradisi membaca, menulis dan memecahkan permasalahan disekitarnya. Para mahasiswa yang terpapar  paham radikal biasanya merasa pengetahuan agama yang di miliki adalah yang paling benar, sehingga apa yang dianggap berbeda dengannya itu salah. 


"Jika budaya literasi minim, maka wawasannya juga sempit sehingga gampang terpengaruh oleh hal-hal yang padahal itu keliru," kata Yusuf.


Menurut Yusuf untuk meminimalisir terpaparnya mahasiswa oleh paham radikalisme di tingkatan Perguruan Tinggi, ia berpendapat dan hal itu bisa dilakukan oleh para stokeholder yakni adanya bahan materi khusus tentang antisipasi paham radikalisme yang diberikan pada saat mahasiswa baru misal di momentum Ospek tiap tahunnya. Tentu materi ini harus disampaikan oleh pihak yang benar-benar kompeten dan profesional sehingga para mahasiswa dapat memahami pola dan bahaya paham radikalisme. 


"Dengan demikian, mahasiswa yang masuk di tahapan awal sudah mempunyai bekal / pondasi untuk mengantisipasi apabila di lingkungannya ada pihak yang mencoba menyebarkan paham radikalisme, hal itu bisa langsung di tangkal," tandas mahasiswa Ilmu Komunikasi Unesa tersebut.


Selain itu terhadap perkembangan teknologi informasi yang cukup pesat saat ini menurut Yusuf juga harus diwaspadai, karena banyak kasus dimana orang ataupun oknum yang menggunakan internet sebagai media penyebaran paham radikalisme. Sehingga kita semestinya harus mampu atau dapat memfilter konten konten yang tersebar yang berisi propaganda dari kelompok radikal tertentu yang tak sesuai ideologi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


Sementara itu saat ditanya perihal fokus arah kebijakan BEM UNESA yang baru sekitar satu bulan di lantik, Yusuf menjelaskan bahwa organisasi yang di pimpinannya tersebut akan fokus di isu tentang pendidikan. Apalagi di tengah situasi pendemi covid-19 menurutnya topik pendidikan sangatlah penting, ia berharap dapat memberikan kontribusi dan pemikiran yang berguna bagi bangsa ini berkaitan dengan tantangan pendidikan yang terjadi saat ini dan kedepannya.(ty)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama