Bahayanya Mabuk Lem, Menjadi Fenomena di Surabaya


Jawapes Surabaya – Ramai viral adanya mabuk lem dikalangan pelajar dan anak-anak sebagai pengguna membuat masyarakat menjadi resah. Hal ini dipicu dengan tertangkapnya lima anak di bawah umur oleh Satpol PP sedang ngelem di Jalan Banyu Urip Kidul V Surabaya.

Kepala Satpol PP Surabaya Irvan Wuryanto membenarkan penangkapan ini dengan mengamankan barang bukti berupa satu kaleng lem, yang isinya sudah dituang ke dalam beberapa plastik.

“Mereka pelajar yang sedang bolos sekolah dan sepertinya akan melakukan pesta lem. Dari hasil pemeriksaan memang ada yang positif pil double L. Kelimanya RH, YH, FK, JR, AF berusia sekitar 15 tahun pelajar kelas 3 SMP dan masih diamankan di kantor Satpol PP Surabaya untuk diperiksa lebih lanjut,” kata Irvan kepada Jawapes, Senin (19/11/2018).

Dalam keterangan dokter dari Dinas Kesehatan, Dokter Tanti Melani, efek dari pengguna lem setelah menghirup aromanya akan merasakan ‘fly’ atau mabuk yang disebabkan kandungan LSD (Lysergic Acid Diethilamide) di dalamnya.
“Akibat zat adiktif tersebut jika dihirup melalui hidung menimbulkan halusinasi yang akan mengubah pikiran, suasana hati, perasaan dan perilakunya. Penggunaan jangka panjang atau overdosis menyebabkan depresi pernafasan, otak dan paru. Dimana efeknya bisa addict (kecanduan),” ungkap Tanti.

Terungkapnya penyalahgunaan lem oleh anak-anak mendapat perhatian khusus dari Wali Kota Tri Rismaharini.

“Ini sudah sebuah fenomena karena lem tidak ada larangan seperti jenis narkoba tapi berdampak sama. Kami akan gencarkan razia,” kata Risma.

Mudahnya membeli lem di toko bangunan atau toko kelontong dengan harga sekitar Rp 15 ribu per kalengnya mempermudah para pengguna, hal ini dibutuhkan pengawasan bersama terutama pihak orang tua untuk mengawasi anaknya masing-masing. (Red)


Pembaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama